Jam Gadang: "icon" Bukittinggi yang Sarat Sejarah

Bagi siapapun yang datang ke Bukittinggi, pasti tidak akan lupa untuk mampir ke Jam Gadang, yang merupakan icon dari kota tersebut. Begitu pula kami. Setelah menginjakkan kaki di Bukittinggi, kami langsung menyambangi Jam Gadang, meski matahari sudah akan kembali ke peraduannya. Justru suasana senja seperti ini, akan memberi aura tersendiri. Lebih indah pastinya. Hehee..

Jam Gadang Bukittinggi ini merupakan hadiah dari Ratu Belanda, didirikan oleh Controleur Rook Maker pada 1926 dengan arsitek perancang Putra Minangkabau Jazid dan Sutan Gigih Ameh. Jam Gadang, berdiri kokoh di pusat kota Bukittinggi dengan tinggi 26 meter, dan diameter jam sebesar 80 cm.

Bentuk atap Jam Gadang ternyata sudah 3 kali mengalami perubahan loh!! Saat penjajahan Belanda, atapnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan di atasnya. Nah, ketika penjajahan Jepang, bentuknya diubah menjadi seperti atap klenteng. Dan perubahan terakhir, yaitu saat Indonesia merdeka, dengan mengganti atapnya seperti rumah adat Minangkabau dan bermotifkan pucuk rebung, seperti yang kita saksikan sekarang. =)

Diyakini pula, bahwa mesin Jam Gadang hanya ada dua di dunia ini. Kembaran Jam Gadang ialah Big Ben, yang ada di Inggris. Wooww... *.* Mesin ini bekerja secara manual yang oleh pembuatnya, Forman, diberi nama Brixlion. =)

-Berfoto di bawah jam Gadang-

Hingga saat ini, Jam Gadang menjadi denyut nadi perkembangan kota Bukittinggi, dengan posisinya yang strategis [berada di atas kawasan Taman Sabai Nan Aluih dan persis di depan istana Bung Hatta], menjadi saksi kegiatan masyarakat sekitar. Tiap minggu pagi, selalu ada senam pagi gratis dan menjadi tempat acara-acara tertentu, seperti Band dan HUT Kota Bukittinggi.

Selain itu, di kawasan ini juga terdapat pasar yang menjajakan berbagai macam oleh-oleh maupun kebutuhan sehari-hari, yaitu Pasar Atas dan Pasar Bwah, yang ada persis di dekat Jam Gadang. Jika ingin berbelanja kebutuhan lain, ada juga tuh Plaza Bukittinggi, di samping Jam Gadang persis.  Juga tersedia Bendi [di Jawa namanya delman/andhong] yang dapat dikendarai keliling kota, dengan tarif Rp 10.000,- saja [jangan lupa ditawar yah..biasanya 10rebu udah dapat keliling kota lengkap!!]