Salah satu objek wisata yang tak boleh terlewatkan selama di Bukittinggi adalang LEMBAH NGARAI SIANOK (Terkenal juga dengan nama Objek wisata Taman Panorama). Objek wisata ini ada dalam satu kawasan dengan wisata Lubang Jepang. Mantap abiz view dan panoramanya. Ngarai Sianok ini, berupa lembah yang megah nan terjal dengan lebar 200 meter dan kedalaman jurang mencapai 100 meter, memanjang hingga 15 km, seakan-akan membelah Sumatera Barat dalam dua kawasan. Letak geografisnya ada di Kecamatan IV Koto, Agam.
Asal Mula Nama Ngarai Sianok
Jika kita berjalan menuju bawah ngarai, akan terlihat sungai kecil nan bening, yang dinamakan “Batang Sianok”, artinya sungai yang jernih. Nah, itulah mengapa, tebing terjal yang berada diantara sungai kecil tersebut diberi nama Ngarai Sianok!!
Seperti yang udah dibahas di atas, Ngarai ini memanjang dan berkelok hingga 15 km, dan menjadi batas kota Ngarai Koto Gadang sampai Ngarai Sianok Enam Suku dan berakhir ke Palupuh; dan Ngarai ini merupakan bagian dari patahan yang membelah dua Pulau Sumatera. Patahan ini terkenal dengan nama Patahan Semangko (karena bentuknya seperti buah semangka yang dibelah). Woww,,menakjubkan,bukan? Oya, saat zaman penjajahan Belanda dahulu, jurang ini juga dinamakan Kerbau Sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.
Menikmati Ngarai dari Taman Panorama
Dengan lokasi hotel yang strategis, tepat di tengah kota, cukup mudah menjangkau objek wisata Taman Panorama. Cukup berjalan max 10 menit, sampai deh. Tiket 2 buah @Rp 4.000 pun sudah di tangan. Yuukk,,explore kawasan ini!?! =) Oya, disini kita juga bisa menikmati wisata Lobang Jepang dengan membayar tiket Rp 6.000 [pas hari libur]/Rp 5.000 [hari biasa].
Di Taman Panorama, kita disuguhi pemandangan Ngarai Sianok nan elok. Decak kagum dan kagum atas keagungan-Nya, yang menciptakan segala keindahan di dunia ini. Waaooww.. Mantab abis!! Di sini juga banyak monyet dipelihara secara bebas. Tak kadang, tingkah mereka yang lucu membuat tertawa, atau malah jengkel karena keusilan mereka, suka mengambil barang seenaknya dari pengunjung.
Di kawasan ini juga banyak penjual baju dan penjual lukisan. Kami membeli 3 buah lukisan, unytuk oleh-oleh keluaga di Jogja dan Magelang ^^,. Oya,,disediakan pula bangunan dua tingkat untuk melihat panorama dengan view lebih tinggi dan jelas tanpa terhalang pepohonan dan bangunan. Tak hanya Ngarai, Gunung Marapi dan Gunung Singgalang pun nampak gagah menjadi latar belakang Ngarai Sianok. =) I enjoyed so much that place,,n wondering I can be there again,,someday.. ^.^
Menikmati Dasar Ngarai Sianok dan Mendaki Bukit Ngarai Sianok
Kurang seru rasanya bagi kami, jika menikmati Ngarai Sianok hanya dari Taman Panorama. Oleh karenanya, kami, didampingi teman dari Bukittinggi, David Yulianto, akan menelusuri dasar ngarai dan menaiki bukit Ngarai. Start dari Hotel kami di simpang tembok, kami berjalan menuju ke Taman Panorama. Sebelum sampai ke Taman Panorama, ada jalan pertigaan, kami belok ke kanan. Terus saja kami ikuti jalannya, yang akhirnya mengantarkan kami sampai ke dasar Sianok. Sambil berfoto ria, kami menikmati sejuknya air sungai Batang Sianok. Tak berapa lama, kamipun kembali berjalan menyusuri sungai. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya kami mulai menaiki tebing Ngarai.
Kurang seru rasanya bagi kami, jika menikmati Ngarai Sianok hanya dari Taman Panorama. Oleh karenanya, kami, didampingi teman dari Bukittinggi, David Yulianto, akan menelusuri dasar ngarai dan menaiki bukit Ngarai. Start dari Hotel kami di simpang tembok, kami berjalan menuju ke Taman Panorama. Sebelum sampai ke Taman Panorama, ada jalan pertigaan, kami belok ke kanan. Terus saja kami ikuti jalannya, yang akhirnya mengantarkan kami sampai ke dasar Sianok. Sambil berfoto ria, kami menikmati sejuknya air sungai Batang Sianok. Tak berapa lama, kamipun kembali berjalan menyusuri sungai. Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya kami mulai menaiki tebing Ngarai.
Bermula dengan trek ringan, kami sampai dataran di atas ngarai. Dilanjutkan dengan trek yang agak terjal. Dari penampakannya, sepertinya jalan ini sudah jarang dilalui penduduk. Dedaunan tumbuh menjuntai menutupi jalan setapak, membuat kami harus menyibakkannya agar dapat berjalan. Bahkan, jembatan kecilnya pun usang. Goyang ketika kami menginjakkan kaki selangkah saja. Akhirnya kami urungkan untuk melewati jembatan tersebut.
Perjalanan dilanjutkan dengan trek jalan tangga. Mungkin, dahulu, jalan ini sering dilewati penduduk ataupun wisatawan yang naik/turun bukit. Sayangnya, sekarang sudah retak-retak, kotor, bahkan kurang stabil ketika dipijak. Gempa Padang tahun lalu, turut menyumbang kerusakan pada tangga-tangga tersebut. Ada pula, tempat untuk beristirahat, dengan bangku dari bambu. Indah pemandagan dilihat dari sana. Kita juga dapat melihat Taman Panorama yang ada di seberang Ngarai.
Setelah berjalan 5 menit kemudian, mulai nampak rumah-rumah penduduk. Kami tembus di Agam, gak tahu persis tepatnya dimana, tapi selama kami berjalan, banyak penjual dan pembuat kerajinan dari perak. Kami akhirnya mampir ke salah satu tokonya, dan membeli sebuah souvenir. Akhirnya perjalanan kami dilanjutkan, kembali menuju Bukittinggi. Perjalanan yang menyenangkan... :D [Meski saya sempat hosh hoshh.. tuh keliatan di foto di samping..muka udah kucel.. >.<]
0 comments:
Posting Komentar