Selasa, 11 Februari 2014

Perguruan Tinggi Negeri/Swasta vs Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

Di Indonesia, umumnya kita mengenal adanya Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta, namun ada satu Perguruan Tinggi, bersetatus Negeri tapi bukan PTN seperti yang biasanya, kita sebut saja PTK (Perguruan Tinggi Kedinasan). Salah satu PTK yang cukup terkenal di Indonesia yaitu STAN (Sekolah Tinggi Akuntansi Negara), berada di Jurangmangu, Kota Tangerang Selatan. Gak perlu panjang kali lebar sama dengan luas, kali ini saya ingin membahas tentang kelemahan dan kelebihan bersekolah di PTK umumnya dan STAN khususnya, karena saya alumni STAN, jadi sedikit banyak saya tau, karena sudah saya jalani. Semoga info ini dapat bermanfaat bagi kawan-kawan yang akan melanjutkan ke jenjang Perguruan Tinggi, lebih bijak menyikapi masa depan.


Kelemahan

1).Tidak seperti PTN, kehidupan kampus di STANkurang dinamis. Saya tidak mengatakan kehidupan kampus di STAN membosankan dan monoton, iya mungkin kalau anda fase hidupnya selama di kampus  “kampus, warteg, kosan”, tapi ini konteksnya kalau kita bandingkan dengan PTN.
2).Jumlah mahasiswa/i STAN jumlahnya tidak sebanyak PTN, sekitar 3-4ribuan, dan juga jumlah mahasiswanya lebih banyak dari mahasiswinya 1:6 (tapi sekarang sudah mulai seimbang).
3).STAN itu kalau di PTN jadi Fakultas, karena spesialisasi-spesialisasinya itu gak jauh-jauh dari Keuangan, mestinya masuk Fakultas Ekonomi. Berbeda dengan PTN, ada fakultas Teknik, MIPA, Kedokteran, sospol dll. Kita itu hanya berteman dengan sesama anak keuangan, tidak berteman dengan anak teknik, anak sospol, anak kedokteran dll. Wawasan tidak bertambah?
4).Kehidupan organisasi di PTN juga lebih dinamis dan lebih hidup, juga jumlahnya lebih banyak dan banyak jenisnya, koordinasinya juga antar jurusan dan antar fakultas dan ruang geraknya juga lebih luas. Kehidupan organisasi di STAN sudah lumayan dinamis, tapi tetap tidak bisa sedinamis PTN. Organisasi di STAN dibiayai dari mahasiswa/i saat daftar ulang, tidak ada kucuran dana dari pihak kampus STAN.
5).Kehidupan di STAN, jika diatas jam 6 sore sudah sunyi, jam 8 malam keatas sudah gelap gulita, tetapi ada juga elemen kampus yang masih terang benderang poskonya, yaitu STAPALA (STAN Pecinta Alam), markas stapala ada dia area kampus dan sebenarnya ada beberapa elkam yang masih melakukan kegiatan di malam hari, tapi tetap aja "kurang rame". Di PTN? Saya kurang tau banyak, tetapi seperti yang saya perhatikan, di kampus-kampus PTN, jam 6 keatas masih banyak yang beraktifitas, baik kegiatan akademis maupun organisasi.
6).PTN yang meluluskan sarjana, jika masuk sebagai PNS di Kementerian Keuangan, akan langsung golongan IIIa, dan tidak perlu menunggu waktu yang terlalu lama, 2-3 tahun sudah bisa ikut seleksi beasiswa S2. Selain itu, pegawai dari sarjana, jika “bosan” bekerja di Kemenkeu, bisa “diam-diam” ikut seleksi penerimaan kerja di tempat kerja lain. Seperti teman saya ceritakan, ada dua orang pegawai Sekretariat Pajak Kemenkeu asal Unri dan Andalas yang “diam-diam” ikut seleksi masuk Bank Indonesia dan Pertamina, setelah lulus mereka buat sukuran di kantor Set PP Kemenkeu. Berbeda dengan sarjana, lulusan STAN Prodip III menjadi pegawai dengan Golongan IIc, sedang Prodip I dengan golongan IIa, dan tidak bisa “diam-diam” ikut seleksi kerja di tempat lain, karena ijazah ditahan sampai habis masa ikatan dinas.
7).Jumlah dosen di STAN dengan gelar Profesor jumlahnya sedikit, dan itu juga profesor "caplokan" dari Univ lain untuk mengajar bukan mata kuliah utama, untuk Doktor jumlahnya juga masih sedikit, lebih banyak dari Master dan lulusan DIV STAN. Kurangnya ilmu dan wawasan?
8).Jika anda kuliah D3 dan melanjutkan pendidikan S1, waktu normal yang akan anda tempuh kurang lebih 5-6 tahun. Tapi jika anda langsung masuk PTN Sarjana, waktu normal yang anda butuhkan selama pendidikan kurang lebih 3-4 tahun, dalam usia muda anda sudah bisa melanjutkan pendidikan S2 dan S3, kata orang-orang sih, kalau sudah ketuaan, biasanya semangat untuk sekolah berkurang.
9).Benar-benar mencetak birokrat (kelebihan atau kekurangan?), dan banyak yang bermental “PNS Banget”. Sistem membuat mereka tidak kreatif, monoton, tidak ada kreasi.
10).STAN mencetak calon pelaksana, bukan calon pimpinan, saya mengatakan hal ini karena adanya beberapa peraturan yang mendukung pernyataan saya tersebut.
11).Adanya peraturan yang 'sedikit memaksa' para alumni STAN tidak bisa langsung melanjutkan pendidikan S1, bagi yang bandel bisa-bisa saja, konsekuensinya ya ijazah S1 tidak diakui dan tidak bisa penyertaraan pangkat artinya golongan tetap, bagi Prodip 3 tetap IIc dan bagi Prodip 1 tetap IIa.
Kelebihan

1).Biaya Kuliah Gratis, tapi untuk biaya kosan, makan dll tetap harus bayar. Kuliah di STAN tidak dipungut biaya, kalau ada, itu juga biaya saat daftar ulang yang dikutip oleh BEM STAN, itu juga untuk keperluan kita selama di kampus. Di PTN, pasti banyak biaya yang harus dikeluarkan, biaya semesteran, uang ini itu dll.
2).Karena Ikatan Dinas, lulusannya bisa langsung ditempatkan sebagai CPNS di Kemenkeu, BPK dan BPKP, tanpa harus ikut tes cpns seperti lulusan PTN.
3).Sarana dan Prasarana kampus lumayan bagus. Walaupun kuliah di STAN gratis, bukan berarti fasilitasnya jelek. Kampus STAN lumayan luas, memiliki 6 gedung utama untuk kegiatan perkuliahan, kurang lebih 93 ruang kuliah dengan kapasitas rata-rata 40 mahasiswa yang dilengkapi AC per ruang, 1 Gedung Serbaguna, 1 Student Center dan fasilitas-fasiltas lain penunjang kehidupan kampus. Sebagai PTK sarana bagi mahasiswa cukup memenuhi standar.
4).Beban Perkuliahan di STAN tidak berat dan banyak waktu luang. Anda bisa mengisi waktu luang dengan kegiatan-kegiatan yang positif, pengembangan diri.
5).Mendapatkan Uang saku saat di tingkat III. Saat sudah jadi mahasiswa tingkat III, tidak usah takut Dropout, karena bisa mengulang satu tahun lagi.
6).Buku-buku literatur disediakan (dipinjami).
7).Standar pendidikan di STAN sudah tinggi, karena kurikulum yang digunakan terus diupgrade sesuai kebutuhan stakeholder. Apa ini bisa dibilang kelebihan atau kekurangan, standar Indeks Prestasi STAN yang lumayan tinggi, untuk IP semester ganjil harus 2,4 atau lebih, untuk IP Kumulatif semester genap harus 2,75 atau lebih dengan beberapa ketentuan untuk mata kuliah tertentu tidak boleh mendapat nilai D, kalau tidak, akan Drop Out, DO.
8).Belajar mandiri. Mahasiswa STAN terbiasa belajar mandiri, karena biasanya materi-materi di kelas diajarkan sekedarnya, untuk lebih mendalam, ya belajar sendiri. Juga bagi mahasiswa yang kerjanya “leren” di kelas, pasti mau gak mau harus belajar “mandiri” saat dekat ujian.
9).Kesenjangan sosial tidak terlihat. Seragam kuliah ditentukan kampus, kemeja putih, abu-abu, biru dsb dan celana gelap, untuk prodip bea cukai, memakai seragam layaknya PTK lain.
10).Sistem pendidikan STAN lebih diarahkan pada kemampuan teknis, pendidikannya lebih fokus pada penerapan ilmu, bukan hanya teoritis.
11).Kehidupan kampus STAN itu agamis, kegiatan mentoring agama dan kajian-kajian agama sering diadakan, banyak orang solehnya. Saat masa-masa UTS dan UAS, mendadak mesjid-mesjid penuh (persis di film 3 Idiots, kalau dekat pengumuman ujian mereka mendadak jadi alim semua), bahkan ada plesetan kalau STAN itu Sekolah Tinggi Agama Negara.
12).Pengajar-pengajar di STAN, walau bukan seorang Profesor atau Doktor ahli, mereka setidaknya pembuat kebijakan atau pelaksana di Kementerian Keuangan, sehingga ilmu yang diajarkan, langsung berasal dari ahlinya di bidang keuangan pemerintah.
13).Seleksi masuk STAN yang belum ada celah untuk curang dan dari jumlah peminat yang mencapai ratusan ribu pelamar, membuat kampus ini selalu menjaring mahasiswa/i dengan background prestasi yang tidak bisa dianggap remeh dan kemampuan-kemampuan yang unik, juga mahasiswanya berasal dari seluruh Indonesia, membuatnya jadi lebih berwarna.

Kepada kawan-kawan SMA, ada baiknya jika memang "kuliah itu untuk kerja", apapun kerjanya, asal pendapatan lumayan, masuklah STAN atau PTK lain, tetapi kalau ingin mencari yang lebih dari sekedar kerja, saya sarankan sebaiknya jangan masuk STAN atau PTK lainnya. Satu lagi, jangan “tertipu” dengan Seragam anak-anak PTK yang terlihat “keren”. Kehidupan kampus di PTK, proses pembelajaran mereka dan pekerjaan saat di kantor setelah selesai pendidikan, belum tentu dan tidaklah sekeren Seragam yang mereka pakai. 

STAN tetaplah STAN yang punya kelebihan dan kekurangan, tetapi bagi kami alumni STAN, yang telah menyelesaikan pendidikan dari STAN, adalah satu kebanggan tersendiri dan rasa sangat bersyukur kepada Sang Pencipta pernah mengenyam pendidikan di kampus Perjuangan, kampus Jurangmangu, kampus bintaro. Semoga STAN selalu jaya dan tetap terhormat.

Murni copas dari situs mas Ma'arif: http://www.maarifsiregar.com/2014/02/perguruan-tinggi-negeri-vs-sekolah.html

0 comments:

Posting Komentar

.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...