Ini adalah tulisan saya..
tepat setahun yang lalu.. dalam rangka kuliah lanjutan DIV-Sekolah Tinggi
Akuntansi Negara. Dan materi ini adalah favorit saya di semester VII ini:
Menejemen Strategik. Disingkatnya Megik.. (Magic),, karna dosen saiah juarang
bgt nongol, cm sering kasih tugas aja.. (-.-‘).
Manajemen Strategik ini gak
ngomongin tentang akuntasi yang bikin mumyetz, gak ngomongin tentang angka2 dan
jurnal, hanya berbicara sebuah manajemen, kebijakan dan “seni” kita dalam
menelaah suatu kebijakan perusahaan, rencana strategisnya. Tugas pertama ini
ialah kami membedah buku 101 Seni Peran Sun Tzu.
Sun Tzu adalah
seorang ahli strategi militer klasik dari Tiongkok kuno. Menurut catatan
sejarah, Sun Tzu adalah penduduk asli negara Chi'i. Ia terkenal dengan
tulisannya yang berjudul "The Art of War" (Seni Berperang). Kaisar Ho
Lu kemudian mengangkat Sun Tzu sebagai panglima besar pasukan kerajaan Wu.
Karyanya itu kini tidak hanya dikaji oleh kalangan militer saja, namun telah
banyak diterapkan di dunia bisnis.
Ketika kita membaca 101 seni peran
Sun tzu, terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil, bukan hanya
pada strategi militer perang, namun juga terkait dengan manajemen bisnis suatu
perusahaan. Sun Tzu memberikan berbagai “petuah”nya yang dapat dikaitkan dengan
manajemen strategi bisnis, diantaranya mengenai strategi, kepemimpinan dan juga
sumber daya manusia (SDM). Dalam banyak hal, strategi bisnis memang mirip
dengan strategi militer. Tujuan utama dari strategi bisnis maupun
militer adalah memperoleh keunggulan kompetitif. Baik organisasi
bisnis maupun militer berusaha memanfaatkan kekuatan mereka untuk
mengeksploitasi kelemahan lawan, yang pada akhirnya membawa kemenangan bagi
kita.
Berikut beberapa intisari kami, yang
dapat kami tangkap dalam teori seni perang Sun Tzu, yang berkaitan dengan
manajemen strategi dalam bisnis.
1.
Kenali
Kekuatan dan Kelemahan Anda
Menurut Sun Tzu, tidak ada yang bisa
memberitahukan kepada diri kita, siapa Anda sesungguhnya, kecuali diri kita
sendiri, mereka hanya bisa membantu mencari tahu siapa Anda, selebihnya yang
memberitahukan kepada diri kita, adalah diri kita sendiri. Jadi suatu
perusahaan harus mengerti benar, apa tujuan visi misi mereka, kelebihan dan
kelemahan mereka, begitu juga pesaingnya. Sehingga pada akhirnya, dapat
menerapkan strategi yang tepat untuk merebut hati konsumen dan tidak beralih ke
perusahaan pesaing.
Sun Tzu dengan tegas
mengatakan, jika engkau tidak mengenal lawanmu tapi mengenal dirimu sendiri,
kalah dan menangmu seimbang. Sementara itu, jika engkau tidak mengenal lawanmu
dan tidak mengenal diri sendiri, dalam setiap pertempuran selalu berada dalam
keadaan bahaya. Yang penting, seperti diungkapkan oleh Sun Tzu, bila engkau
mengenal lawanmu dan mengenal diri sendiri, engkau dapat memutuskan untuk
bertempur atau tidak.
Kenali Bumi, Langit, dan kemenanganmu akan menjadi
lengkap.
Menurut kami, bumi merupakan faktor
medan, seperti bentang alam arena pertempuran. Hal yang sama juga terjadi dalam
bisnis, yaitu kemampuan menentukan suplai material, logistik, peluang pasar
yang ada. Sedangkan faktor langit, yaitu faktor cuaca, yang dalam bisnis bisa
diartikan sebagai kondisi lingkungan, iklim ekonomi juga politik suatu negara
yang akan mempengaruhi strategi bisnis perusahaan.
2.
Jadilah Sebagai
Pionir dalam Suatu Usaha
Mereka yang
menduduki medan pertempuran lebih dulu dan menantikan musuhnya, merekalah yang
menang.
Dalam dunia
usaha, menjadi seorang pionir itu penting. Karena selain tergolong bisnis baru,
juga pesaing lebih sedikit. Perusahaan mampu menggaet konsumen lebih banyak,
keuntungan pun akan didapatkan. Namun seiring waktu, akan makin banyak pesaing
di bidang yang sama. Perusahaan akan mendapatkan fee atas hak paten produk mereka, semakin banyaklah keuntungan yang
perusahaan peroleh.
Contoh :Perusahaan Apple dan Samsung yang ‘berebut’ hak
paten. Apple lebih dulu menuntut
Samsung melalui Galaxy S4 yang diduga melanggar paten milik Apple. Beberapa
pihak menilai bahwa Apple bertindak demikian karena Galaxy S4 disinyalir
merupakan saingan terkuat dari iPhone 5. Sehingga Apple melakukan hal tersebut
agar perjalanan iPhone merebut pangsa pasar smartphone
semakin mulus.
Apple diketahui telah memasukkan sedikitnya 22 produk Samsung yang
dianggap melanggar paten, yaitu Galaxy S II, Galaxy Note, Galaxy Note II, dan
Galaxy Nexus. Samsung yang juga melakukan tuntutan balik terhadap Apple telah
memasukkan iPhone, iPad, Mac, iPod, dan Apple TV yang diduga juga melanggar
paten miliki Samsung.
3.
Etika
Kepemimpinan dalam Perusahaan
Ketika sang
jenderal utuh, maka negaranya akan kuat. Jenderal yang terampil, akan membentuk
lawannya, sedangkan ia sendiri tanpa bentuk.
Menurut Sun
Tzu, seorang pemimpin perusahaan yang terampil, ialah yang dinamis, selalu up date akan perubahan pasar. Ditambah
dengan sifat kepemimpinan: bijaksana, patuh pada hukum, sedikit bicara namun
lebih banyak menyimak, maka ia akan dapat membawa perusahaan pada kesuksesan.
Keberhasilan
suatu perusahaan tergantung dari pemimpinnya. Demikian juga, keunggulan suatu perusahaan
selain karena kehebatan dari para “prajurit”nya, namun pemimpinnya jauh lebih
menentukan. Hal ini disebabkan, dengan pemimpin yang hebat, maka “prajurit”
yang ada bisa dilatih dengan baik, sementara dengan pemimpin yang buruk, “prajurit”
yang baik berubah menjadi buruk.
Namun,
menurut Sun Tzu, ada lima sifat berbahaya dalam kepribadian seorang pemimpin
yang bisa membawa kehancuran. Itu harus dihindari. Pertama, pemimpin yang
terlalu berani mati. Yaitu yang terlalu nekat ambil risiko, melakukan spekulasi
tanpa perencanaan/perhitungan yang matang. Kedua, pemimpin yang takut mati.
Yaitu yang ragu ambil peluang/risiko, yang nanti akan kalah start dan inovasi dari pesaing. Ketiga,
terburu-buru. Jangan terlalu emosional dalam membuat keputusan. Keempat,
terlalu menjaga nama baik dan idealis, sehingga akan mudah dipermalukan dan
kurang luwes ambil kebijakan. Terakhir, sifat mudah kasihan, sehingga mengganggu
suasana hati dan kenetralan dalam ambil keputusan yang tegas.
Contoh :
Kepemimpinan Dahlan Iskan merestrukturisasi beberapa BUMN, mengganti direksinya
yg capable dalam memimpin, sehingga
pelayanan makin baik. Misalnya pabrik gula PT Rajawali Nusantara
Indonesia (Persero) mengumumumkan bahwa seluruh karyawan akan mendapatkan jasa
produksi sampai enam kali gaji setelah lebih enam tahun tidak pernah lagi
merasakannya.
Pabrik
gula di lingkungan PT Rajawali Nusantara
Indonesia (RNI) Grup memang sudah lama merugi dan merugi. Berbagai jalan keluar
sudah diusahakan, tapi gagal dan gagal. Awalnya dikatakan kalau tidak ada
penggantian mesin, kalau tidak dibangun pabrik baru, kalau tidak dilakukan
revitalisasi, mustahil pabrik-pabrik gula itu bisa keluar dari kesulitan. Namun
Dahlan Iskan melihat bukan di situ persoalannya. Meurut beliau, memperbaiki
manajemen jauh lebih cepat. Maka, perombakan
manajemen di PT RNI dilakukan secara drastis. Restrukturisasi PT
RNI adalah perombakan manajemen paling drastis dilakukan. Lebih drastis
dibanding di BUMN mana pun.
4.
Pengelolaan
manajemen SDM Perusahaan
Sun Tzu mengemukakan,
pasukan yang kuat prajuritnya tetapi lemah perwiranya akhirnya pasti
membangkang. Pasukan yang kuat perwiranya tetapi lemah prajuritnya akhirnya
pasti tenggelam. Intinya, suatu perusahaan selain memiliki pemimpin yang handal
(dianalogikan perwira), juga harus memiliki SDM yang baik (dianalogikan
prajurit).
Begitu pasukan disatukan erat, yang
berani tak berkesempatan maju sendirian. Yang pengecut tidak berkesempatan
mundur sendirian.
“Petuah” Sun Tzu
tersebut, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa input SDM tak melulu harus baik. Dengan pemimpin yang hebat, maka SDM
yang ada bisa dilatih dengan baik yang pada akhirnya bersinergi bersama
mewujudkan visi misi perusahaan.
Jenderal yang baik mengikat pasukannya
dengan perbuatan, bukan perkataan. Seseorang yang tak mengetahui bahayanya
menggunakan pasukan, tak mungkin sepenuhnya tahu keuntungan menggunakan pasukan.
Jadi, dalam manajemen SDM
perusahaan, dituntut pula seorang pemimpin yang mampu membina dan memotivasi
pegawai. Menjadikannya aset perusahaan yang nantinya akan berguna untuk
meningkatkan nilai jual perusahaan dan mampu bersaing lebih baik dari
perusahaan lain.
Contoh
: Memasuki
manajemen baru pada tahun 2005, Garuda Indonesia semakin memantapkan posisinya
sebagai perusahaan penerbangan terbaik dibawah CEO Emirsyah Satar. Sadar bahwa
SDM adalah hal penting dalam mendukung prestasi perusahaan makan perlu adanya
prioritas dalam mengembangkan karakter SDM Garuda. Salah satu caranya adalah
dengan menerbitkan corporate Value yang diberi nama FLY-HI
1. eFficient &effective (Cepat, tepat dan akurat, Hemat).
2. Loyalty (Displin, kerja keras, cerdas, tuntas).
3. Customer centricitY (ramah, hangat dan bersahabat, tanggap dan proaktif,
kreatif dan inovatif).
4. Honesty (jujur
tulus, dan terbuka, menjaga kerahasiaan perusahaan).
5. Openness Integrity (Konsisten
dan patuh pada peraturan perusahaan).
5. Membuat Rencana Strategis dalam
Perusahaan
Perang adalah kegiatan yang penuh tipu
muslihat untuk itulah digunakan siasat. Siasat untuk mencapai kemenangan tidak boleh sekali-kali bocor terlebih
dahulu.
Ya, dalam dunia
bisnis, strategi sangatlah penting. Bahkan, beberapa perusahaan merahasiakan
strateginya tersebut. Mereka takut bila ketahuan "siasat"nya, maka
lawan bisa segera mengantisipasi dan mengadakan perlawanan. Sulitnya, di zaman
yang termasuk era informasi serta banyak perusahaan yang go public, maka kerahasiaan ini sulit terjaga. Hanya untuk perusahaan
keluarga yang masih tertutup saja, umumnya segala rencana bisa dirahasiakan
dengan rapi.
Contoh:
Coca-Cola.
Selama ini, minuman yang diciptakan oleh seorang apoteker, John Pemberton pada
1886 ini selalu menjadimisteri. Selama
125 tahun, resep rahasia Coca-Cola ini menjadi trik pemasaran yang sukses.
Minuman yang tadinya dinamai ‘Merchandise 7X’ ini rasanya tak pernah berubah
sejak diciptakan pada 1886 lalu.Resepnya pun hanya dipegang oleh dua eksekutif
yang amat dipercaya. Begitu berharganya rahasia itu, keduanya dilarang
bepergian dalam pesawat yang sama. Khawatir rahasianya akan jatuh bersama
mereka.
Tapi Sun Tzu pun
ternyata juga setuju dengan beberapa manajemen strategis Porter, yaitu:
Jangan ulangi cara-cara meraih kemenangan. Kejarlah rancangan strategis untuk membuat
musuh takjub, maka kau bisa merebut kota-kota musuh.
Yang intinya, kita
sebaiknya selalu melakukan kegiatan “unik” dari perusahaan pesaing, terus
melakukan perbaikan dan inovasi.
Hal yang menarik dari
cara berpikir Sun Tzu tentang perang adalah, seorang yang ahli dalam seni
perang akan menundukkan tentara musuh
tanpa berperang. Memang, seorang yang ahli dalam pemasaran akan bisa
mengalahkan produk pesaingnya tanpa harus bersaing langsung. Bagaimana caranya?
Yakni kembalilah ke poin pertama: kenalilah lawanmu dan kenalilah dirimu
sendiri.
Menurut Sun Tzu, ada empat
langkah yang bisa menjadi alternatif. Yang pertama, kita bertahan karena
keadaan kita tidak dapat dikalahkan, kita menyerang karena keadaan lawan yang
dapat dikalahkan, kita bertahan kalau syarat untuk menang belum cukup dan
menyerang kalau lebih dari cukup.
0 comments:
Posting Komentar