Sabtu, 31 Mei 2014

101 Seni Perang Sun Tzu Ditinjau dari Strategi Bisnis Perusahaan :)


Ini adalah tulisan saya.. tepat setahun yang lalu.. dalam rangka kuliah lanjutan DIV-Sekolah Tinggi Akuntansi Negara. Dan materi ini adalah favorit saya di semester VII ini: Menejemen Strategik. Disingkatnya Megik.. (Magic),, karna dosen saiah juarang bgt nongol, cm sering kasih tugas aja.. (-.-‘). 

Manajemen Strategik ini gak ngomongin tentang akuntasi yang bikin mumyetz, gak ngomongin tentang angka2 dan jurnal, hanya berbicara sebuah manajemen, kebijakan dan “seni” kita dalam menelaah suatu kebijakan perusahaan, rencana strategisnya. Tugas pertama ini ialah kami membedah buku 101 Seni Peran Sun Tzu. 

Sun Tzu adalah seorang ahli strategi militer klasik dari Tiongkok kuno. Menurut catatan sejarah, Sun Tzu adalah penduduk asli negara Chi'i. Ia terkenal dengan tulisannya yang berjudul "The Art of War" (Seni Berperang). Kaisar Ho Lu kemudian mengangkat Sun Tzu sebagai panglima besar pasukan kerajaan Wu. Karyanya itu kini tidak hanya dikaji oleh kalangan militer saja, namun telah banyak diterapkan di dunia bisnis. 

Ketika kita membaca 101 seni peran Sun tzu, terdapat banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil, bukan hanya pada strategi militer perang, namun juga terkait dengan manajemen bisnis suatu perusahaan. Sun Tzu memberikan berbagai “petuah”nya yang dapat dikaitkan dengan manajemen strategi bisnis, diantaranya mengenai strategi, kepemimpinan dan juga sumber daya manusia (SDM). Dalam banyak hal, strategi bisnis memang mirip dengan strategi militer. Tujuan utama dari strategi bisnis maupun militer adalah  memperoleh keunggulan kompetitif.  Baik organisasi bisnis maupun militer berusaha memanfaatkan kekuatan mereka untuk mengeksploitasi kelemahan lawan, yang pada akhirnya membawa kemenangan bagi kita.  

Berikut beberapa intisari kami, yang dapat kami tangkap dalam teori seni perang Sun Tzu, yang berkaitan dengan manajemen strategi dalam bisnis.  

1.  Kenali Kekuatan dan Kelemahan Anda
Menurut Sun Tzu, tidak ada yang bisa memberitahukan kepada diri kita, siapa Anda sesungguhnya, kecuali diri kita sendiri, mereka hanya bisa membantu mencari tahu siapa Anda, selebihnya yang memberitahukan kepada diri kita, adalah diri kita sendiri. Jadi suatu perusahaan harus mengerti benar, apa tujuan visi misi mereka, kelebihan dan kelemahan mereka, begitu juga pesaingnya. Sehingga pada akhirnya, dapat menerapkan strategi yang tepat untuk merebut hati konsumen dan tidak beralih ke perusahaan pesaing. 

Sun Tzu dengan tegas mengatakan, jika engkau tidak mengenal lawanmu tapi mengenal dirimu sendiri, kalah dan menangmu seimbang. Sementara itu, jika engkau tidak mengenal lawanmu dan tidak mengenal diri sendiri, dalam setiap pertempuran selalu berada dalam keadaan bahaya. Yang penting, seperti diungkapkan oleh Sun Tzu, bila engkau mengenal lawanmu dan mengenal diri sendiri, engkau dapat memutuskan untuk bertempur atau tidak.

Kenali Bumi, Langit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap.
Menurut kami, bumi merupakan faktor medan, seperti bentang alam arena pertempuran. Hal yang sama juga terjadi dalam bisnis, yaitu kemampuan menentukan suplai material, logistik, peluang pasar yang ada. Sedangkan faktor langit, yaitu faktor cuaca, yang dalam bisnis bisa diartikan sebagai kondisi lingkungan, iklim ekonomi juga politik suatu negara yang akan mempengaruhi strategi bisnis perusahaan.


2.  Jadilah Sebagai Pionir dalam Suatu Usaha
Mereka yang menduduki medan pertempuran lebih dulu dan menantikan musuhnya, merekalah yang menang.
Dalam dunia usaha, menjadi seorang pionir itu penting. Karena selain tergolong bisnis baru, juga pesaing lebih sedikit. Perusahaan mampu menggaet konsumen lebih banyak, keuntungan pun akan didapatkan. Namun seiring waktu, akan makin banyak pesaing di bidang yang sama. Perusahaan akan mendapatkan fee atas hak paten produk mereka, semakin banyaklah keuntungan yang perusahaan peroleh.




Contoh :Perusahaan Apple dan Samsung yang ‘berebut’ hak paten.  Apple lebih dulu menuntut Samsung melalui Galaxy S4 yang diduga melanggar paten milik Apple. Beberapa pihak menilai bahwa Apple bertindak demikian karena Galaxy S4 disinyalir merupakan saingan terkuat dari iPhone 5. Sehingga Apple melakukan hal tersebut agar perjalanan iPhone merebut pangsa pasar smartphone semakin mulus.

Apple diketahui telah memasukkan sedikitnya 22 produk Samsung yang dianggap melanggar paten, yaitu Galaxy S II, Galaxy Note, Galaxy Note II, dan Galaxy Nexus. Samsung yang juga melakukan tuntutan balik terhadap Apple telah memasukkan iPhone, iPad, Mac, iPod, dan Apple TV yang diduga juga melanggar paten miliki Samsung.


3.  Etika Kepemimpinan dalam Perusahaan
Ketika sang jenderal utuh, maka negaranya akan kuat. Jenderal yang terampil, akan membentuk lawannya, sedangkan ia sendiri tanpa bentuk.

Menurut Sun Tzu, seorang pemimpin perusahaan yang terampil, ialah yang dinamis, selalu up date akan perubahan pasar. Ditambah dengan sifat kepemimpinan: bijaksana, patuh pada hukum, sedikit bicara namun lebih banyak menyimak, maka ia akan dapat membawa perusahaan pada kesuksesan.

Keberhasilan suatu perusahaan tergantung dari pemimpinnya. Demikian juga, keunggulan suatu perusahaan selain karena kehebatan dari para “prajurit”nya, namun pemimpinnya jauh lebih menentukan. Hal ini disebabkan, dengan pemimpin yang hebat, maka “prajurit” yang ada bisa dilatih dengan baik, sementara dengan pemimpin yang buruk, “prajurit” yang baik berubah menjadi buruk.

Namun, menurut Sun Tzu, ada lima sifat berbahaya dalam kepribadian seorang pemimpin yang bisa membawa kehancuran. Itu harus dihindari. Pertama, pemimpin yang terlalu berani mati. Yaitu yang terlalu nekat ambil risiko, melakukan spekulasi tanpa perencanaan/perhitungan yang matang. Kedua, pemimpin yang takut mati. Yaitu yang ragu ambil peluang/risiko, yang nanti akan kalah start dan inovasi dari pesaing. Ketiga, terburu-buru. Jangan terlalu emosional dalam membuat keputusan. Keempat, terlalu menjaga nama baik dan idealis, sehingga akan mudah dipermalukan dan kurang luwes ambil kebijakan. Terakhir, sifat mudah kasihan, sehingga mengganggu suasana hati dan kenetralan dalam ambil keputusan yang tegas.



 
Contoh : Kepemimpinan Dahlan Iskan merestrukturisasi beberapa BUMN, mengganti direksinya yg capable dalam memimpin, sehingga pelayanan makin baik. Misalnya pabrik gula PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) mengumumumkan bahwa seluruh karyawan akan mendapatkan jasa produksi sampai enam kali gaji setelah lebih enam tahun tidak pernah lagi merasakannya.

Pabrik gula di lingkungan PT  Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) Grup memang sudah lama merugi dan merugi. Berbagai jalan keluar sudah diusahakan, tapi gagal dan gagal. Awalnya dikatakan kalau tidak ada penggantian mesin, kalau tidak dibangun pabrik baru, kalau tidak dilakukan revitalisasi, mustahil pabrik-pabrik gula itu bisa keluar dari kesulitan. Namun Dahlan Iskan melihat bukan di situ persoalannya. Meurut beliau, memperbaiki manajemen jauh lebih cepat. Maka, perombakan manajemen di PT RNI dilakukan secara drastis. Restrukturisasi PT RNI adalah perombakan manajemen paling drastis dilakukan. Lebih drastis dibanding di BUMN mana pun.

4.  Pengelolaan manajemen SDM Perusahaan       
Sun Tzu mengemukakan, pasukan yang kuat prajuritnya tetapi lemah perwiranya akhirnya pasti membangkang. Pasukan yang kuat perwiranya tetapi lemah prajuritnya akhirnya pasti tenggelam. Intinya, suatu perusahaan selain memiliki pemimpin yang handal (dianalogikan perwira), juga harus memiliki SDM yang baik (dianalogikan prajurit).    
Begitu pasukan disatukan erat, yang berani tak berkesempatan maju sendirian. Yang pengecut tidak berkesempatan mundur sendirian.
“Petuah” Sun Tzu tersebut, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa input SDM tak melulu harus baik. Dengan pemimpin yang hebat, maka SDM yang ada bisa dilatih dengan baik yang pada akhirnya bersinergi bersama mewujudkan visi misi perusahaan.         

Jenderal yang baik mengikat pasukannya dengan perbuatan, bukan perkataan. Seseorang yang tak mengetahui bahayanya menggunakan pasukan, tak mungkin sepenuhnya tahu keuntungan menggunakan pasukan.
Jadi, dalam manajemen SDM perusahaan, dituntut pula seorang pemimpin yang mampu membina dan memotivasi pegawai. Menjadikannya aset perusahaan yang nantinya akan berguna untuk meningkatkan nilai jual perusahaan dan mampu bersaing lebih baik dari perusahaan lain.          
Contoh : Memasuki manajemen baru pada tahun 2005, Garuda Indonesia semakin memantapkan posisinya sebagai perusahaan penerbangan terbaik dibawah CEO Emirsyah Satar. Sadar bahwa SDM adalah hal penting dalam mendukung prestasi perusahaan makan perlu adanya prioritas dalam mengembangkan karakter SDM Garuda. Salah satu caranya adalah dengan menerbitkan corporate Value yang diberi nama FLY-HI
1.   eFficient &effective (Cepat, tepat dan akurat, Hemat).
2.   Loyalty (Displin, kerja keras, cerdas, tuntas).
3.   Customer centricitY (ramah, hangat dan bersahabat, tanggap dan proaktif, kreatif dan inovatif).
4.   Honesty (jujur tulus, dan terbuka, menjaga kerahasiaan perusahaan).
5.   Openness Integrity (Konsisten dan patuh pada peraturan perusahaan).

5.  Membuat Rencana Strategis dalam Perusahaan
Perang adalah kegiatan yang penuh tipu muslihat untuk itulah digunakan siasat. Siasat untuk mencapai kemenangan tidak boleh sekali-kali bocor terlebih dahulu.
Ya, dalam dunia bisnis, strategi sangatlah penting. Bahkan, beberapa perusahaan merahasiakan strateginya tersebut. Mereka takut bila ketahuan "siasat"nya, maka lawan bisa segera mengantisipasi dan mengadakan perlawanan. Sulitnya, di zaman yang termasuk era informasi serta banyak perusahaan yang go public, maka kerahasiaan ini sulit terjaga. Hanya untuk perusahaan keluarga yang masih tertutup saja, umumnya segala rencana bisa dirahasiakan dengan rapi.




Contoh: Coca-Cola. Selama ini, minuman yang diciptakan oleh seorang apoteker, John Pemberton pada 1886 ini selalu menjadimisteri. Selama 125 tahun, resep rahasia Coca-Cola ini menjadi trik pemasaran yang sukses. Minuman yang tadinya dinamai ‘Merchandise 7X’ ini rasanya tak pernah berubah sejak diciptakan pada 1886 lalu.Resepnya pun hanya dipegang oleh dua eksekutif yang amat dipercaya. Begitu berharganya rahasia itu, keduanya dilarang bepergian dalam pesawat yang sama. Khawatir rahasianya akan jatuh bersama mereka.
 Tapi Sun Tzu pun ternyata juga setuju dengan beberapa manajemen strategis Porter, yaitu:
Jangan ulangi cara-cara meraih kemenangan. Kejarlah rancangan strategis untuk membuat musuh takjub, maka kau bisa merebut kota-kota musuh.
Yang intinya, kita sebaiknya selalu melakukan kegiatan “unik” dari perusahaan pesaing, terus melakukan perbaikan dan inovasi. 

Hal yang menarik dari cara berpikir Sun Tzu tentang perang adalah, seorang yang ahli dalam seni perang akan menundukkan tentara musuh tanpa berperang. Memang, seorang yang ahli dalam pemasaran akan bisa mengalahkan produk pesaingnya tanpa harus bersaing langsung. Bagaimana caranya? Yakni kembalilah ke poin pertama: kenalilah lawanmu dan kenalilah dirimu sendiri. 

Menurut Sun Tzu, ada empat langkah yang bisa menjadi alternatif. Yang pertama, kita bertahan karena keadaan kita tidak dapat dikalahkan, kita menyerang karena keadaan lawan yang dapat dikalahkan, kita bertahan kalau syarat untuk menang belum cukup dan menyerang kalau lebih dari cukup.

0 comments:

Posting Komentar

.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...