Minggu, 01 Juni 2014

101 Seni Perang Sun Tzu Ditinjau dari Strategi Bisnis Perusahaan :) -part2-

Ini adalah tulisan sambungan dari tulisan saya yang pertama, yang membedah buku 101 Seni Perang Sun Tzu. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan yaa... ^____^ Oya, materi bukunya bisa didownload disini yaaa... : http://www.slideshare.net/rison041/101-intisari-seni-perang-sun-t-zu?from_search=1



Ini nih Sun Tzu.. :D
6. Menentukan Timing yang Tepat
Perusahaan harus tahu pasti kapan saatnya ia akan melakukan inovasi, kapan ia akan mengeluarkan produk yang tepat. Dan hal itu harus berdasar perencanaan yang matang, baik dari segi pasar maupun teknologi, sehingga ketika perusahaan memperoleh waktu (timing) yang tepat, maka akan mengungguli perusahaan lain dan mendapat kepercayaan dari pasar.
Seranglah pada saat lawan tidak siap. Datanglah pada saat yang tidak terduga. Ketika serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu berkat waktunya (timing). Waktu adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.
Cukup jelas sekali bukan, apa yang ditulis oleh Sun Tzu ini? Bahwa waktu itu sungguh berarti bagi perusahaan.
Contoh : persaingan teknologi, salah satunya adalah perangkat elektronik bernama cellphone. Nokia yang telah merajai dunia komunikasi cellphone selama lebih dari 10 tahun, terpaksa harus menyingkir dan mengalah, karena keterlambatannya merespon pasar dan terlalu terlena dengan kestabilan usahanya. Nokia terus digerus dengan bermacam cellphone dengan sistem andriod, Blackberry maupun iPhone. Dan ketika Nokia akan “mengejar”, ia telah terlambat. Pasar sudah beralih style ke merk yang lain. Ini semua akibat lengah terhadap waktu. Dan melupakan inovasi, demi keangkuhannya yang tak ingin kerjasama dengan Windows maupun opensource android.
7. Mempunyai Informasi Itu Penting
Informasi sangat mahal harganya, terlebih jika hal tersebut merupakan informasi rahasia yang dimilik perusahaan pesaing. Hal ini juga tidak lepas dari pengamatan Sun Tzu. Seperti dikatakannya:
mata-mata merupakan elemen penting dalam perang, karena di pundak mereka bergantung kemampuan pasukan untuk bergerak.
Dalam bisnis, tanpa ada informasi, kita tidak mungkin bergerak. Bergerak tanpa informasi akan menyebabkan kemungkinan kehancuran. Informasi perlu diperoleh dan diketahui. Oleh karena itu, pencari informasi (spion) adalah sangat penting.
Dalam bukunya The Art of War, menurut Sun Tzu ada lima jenis spion. Pertama, spion setempat, yaitu merupakan penduduk daerah musuh yang digunakan sebagai spion. Bila kita mencoba menerapkan teori ini, maka kita perlu menggunakan masyarakat, media massa untuk mencari informasi tentang keadaan pesaing.
Jenis spion kedua adalah spion dalam, yaitu pejabat musuh yang bekerja untuk kita. Dalam perusahaan kita bisa memperolehnya bila ada karyawan perusahaan pesaing yang memberi informasi dan bekerja untuk kita.      
Yang ketiga adalah spion rangkap, yaitu spion musuh yang berbalik. Ini akan bisa kita dapatkan jika ada karyawan perusahaan pesaing yang mengetahui banyak kemudian ditawari kerja bagi kita sehingga memberi informasi. Ini banyak diterapkan oleh perusahaan dengan cara membajak manager perusahaan pesaing dan sudah dianggap “wajar” dalam dunia persaingan usaha.
Spion jenis yang keempat adalah spion mati, yaitu spion kita yang digunakan untuk memberi informasi yang menyesatkan musuh. Cara melakukan dalam bisnis adalah dengan sengaja kita mengirim seseorang untuk memberi informasi palsu yang menyesatkan sehingga pesaing bereaksi yang salah.
Jenis kelima, yang terakhir, adalah spion hidup, yaitu spion kita yang pergi untuk melakukan penyelidikan dan pulang membawa keterangan. Dengan demikian, kita benar-benar menugaskan seseorang untuk masuk ke perusahaan pesaing atau masuk ke kantornya, kemudian mencari informasi dan pulang melaporkan.
Tapi kita juga harus hati-hati, agar tidak mempunyai mata-mata yang tak dapat dipercaya, tak jujur dan tak loyal. Sebab, banyak sekali kasus seorang mata-mata menjadi agen ganda tanpa kita ketahui. Misalnya dalam dunia mata-mata yang sesungguhnya, seorang agen CIA bisa saja merangkap menjadi agen KGB. Akibatnya justru fatal. Rahasia yang paling vital akhirnya bisa bocor ke tangan musuh, termasuk nama-nama spion yang kita pakai.           
Contoh:  Ambisi gigih untuk menang suatu negara dan perusahaan. Tahun 1980-an, pertempuran bisnis Jepang paling tajam dibidang komputer sehingga banyak menyisihkan sumber daya agar dapat menghadapi produsen terbesar dan termaju, IBM. Jepang tertangkap skandal mencuri beberapa rahasia IBM. Lalu banyak yang terkejut mengetahui dua raksasa elektronik Hitachi dan Mitsubishi melakukan spionase industri di Amerika Serikat. Semua hanya merupakan sebuah puncak gunung es kegiatan yang telah berjalan lama. Intel Coporation yang dijaga ketat pun, kebobolan.
8. Cost On Benefit
Kalau sesuai dengan keuntungan,bertindaklah.
Kalau tidak sesuai dengan keuntungan, berhentilah.
Dalam mengambil suatu keputusan terkait kelangsungan hidup perusahaan harus memperhatikan keuntungan dan kerugian yang akan diakibatkan. Jika keputusan tersebut nantinya akan menghasilkan suatu keuntungan yang diharapkan, maka keputusan tersebut dapat diambil. Dan jika ternyata keputusan tersebut, akan mengakibatkan biaya untuk memperoleh keuntungan lebih besar dibanding keuntungan yang akan didapatkan, maka itu adalah suatu investasi yang merugikan dan pemimpin akan mengurungkan untuk berinvestasi di sana.
Contoh : Eastman Kodak sebetulnya telah mengembangkan kamera digital pada 1975. Namun, mereka memutuskan tak menginvestasikan dana pada produk ini, karena khawatir akan memotong penjualan dari bisnis film. Menjelang pertengahan 1990-an, popularitas film semakin meredup, tergeser oleh kamera digital. Kodak sebetulnya sudah berupaya masuk pasar digital, namun mereka kalah bersaing dari Fuji dan Sony yang lebih cepat. Secara perlahan namun pasti, posisi Kodak dalam jagat fotografi mulai memudar. Tak kuasa didera masalah, Kodak akhirnya mendaftarkan kepailitan bisnisnya pada Desember 2011.
 9.  Setiap Elemen dalam Perusahaan Itu Penting dan Seperti Roda
Last but not least, inilah hal penting, namun sering dilupakan oleh orang-orang, terlebih pimpinan. Bahwa setiap elemen dalam perusahaan tersebut, baik bawahan yang paling bawah hingga pucuk pimpinan, semua mengambil perannya masing-masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Jadi haruslah terbentuk saling menghargai dan menghormati antar pegawai dalam perusahaan, agar terus bersinergi dan menciptakan banyak inovasi dan keunggulan yang kompetitif.
Tak satupun dari lima elemen (air, api, kayu, logam, tanah) yang lebih dominan. Tak satupun dari keempat musim yang abadi. Hari-hari terkadang lebih panjang, dan terkadang lebih pendek. Dan bulan kadang bersinar, kadang redup.
Begitulah hidup. Merupakan sunnatullah. Bahwa semua akan selalu berputar. Tak selamanya kita selalu di atas, dan tak selamanya pula kita di bawah. Namun perlu diingat, ketika kita di tengah-tengah, pastikan untuk terus berusaha naik ke puncak, bukan untuk meluncur ke bawah. =)
-KESIMPULAN-
Pada dasarnya, garis besar penerapan strategi perang Sun Tzu dalam dunia bisnis dapat diuraikan dalam 4 tahapan, yaitu :
1. Menilai Sesuatu
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam Art of War Sun tzu adalah menilai situasi. Proses mengambil keputusan strategi dimulai dengan memeprkirakan layak tidaknya ikut dalam pertempuran. Di sinilah letak dari pusat penilaian situasi, di mana hal tersebut mencakup pemahaman mendalam dari prinsip perencanaan strategi.
2. Perumusan Tujuan dan Strategi
Langkah selanjutnya adalah bagaimana perumusan tujuan dan strategi. Apa hal-hal yang harus diprioritaskan, di sini pilihan dan pengembangan suatu strategi harus sesuai dengan sasaran yang sudah dirumuskan dan sesuai dengan suatu situasi tertentu. Begitu pula seharusnya gambaran dalam dunia bisnis, harus ada perumusan tujuan dan strategi yang jelas
3. Pengkajian Strategi
Dalam tahap ini ahli startegi harus mengevaluasi efektifitas dari strategi yang diterapkan atau dipakai. Dalam tahap ini strategi dikaji apakah sudah layak atau tidak, kalau tidak layak maka ahli stategi harus menyusun startegi alternative yang kemungkinan efektifitasnya lebih besar. Ketika tahapan ini dikaitkan dengan dunia usaha, maka kita akan menemukan adanya rivalitas. Setiap pengusaha pasti memilki strategi khusus untuk mencapai tujuan.
4. Pelaksanaan Strategi
Tahap di mana strategi dijalankan. Selama tahap ini, segi taktis dan operasional untuk pelaksaan efektif harus dipertimbangkan. Pelaksanaan strategi membutuhkan adanya ketenangan, strategi harus betul-betul berjalan sesuai dengan skenario yang disusun. Bagaiamana memanfaatkan sarana yang ada, kecepatan dalam pelaksanaan, memperkirakan reaksi musuh dan perubahan dalam lingkungan. Gambaran seperti ini kurang lebih juga akan kita temukan dalam dunia bisnis.
5. Pengendalian Strategi
Untuk menjamin tercapainya tujuan, harus ada pengendalian di mana di butuhkan tata cara tertentu seperti adanya umpan balik, metode untuk pertukaran informasi harus ada. Umpan balik ini bertindak sebagai masukan tahapan proses perencanaan sebelumnya.


0 comments:

Posting Komentar

.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...