Ini adalah tulisan sambungan
dari tulisan saya yang pertama, yang membedah buku 101 Seni Perang Sun Tzu. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan yaa... ^____^ Oya, materi bukunya bisa didownload disini yaaa... : http://www.slideshare.net/rison041/101-intisari-seni-perang-sun-t-zu?from_search=1
Ini nih Sun Tzu.. :D |
6. Menentukan Timing yang Tepat
Perusahaan
harus tahu pasti kapan saatnya ia akan melakukan inovasi, kapan ia akan
mengeluarkan produk yang tepat. Dan hal itu harus berdasar perencanaan yang
matang, baik dari segi pasar maupun teknologi, sehingga ketika perusahaan
memperoleh waktu (timing) yang tepat,
maka akan mengungguli perusahaan lain dan mendapat kepercayaan dari pasar.
Seranglah
pada saat lawan tidak siap. Datanglah pada saat yang tidak terduga. Ketika
serangan elang meremukkan tubuh mangsanya, itu berkat waktunya (timing). Waktu
adalah serupa dengan ditariknya pelatuk.
Cukup jelas sekali bukan,
apa yang ditulis oleh Sun Tzu ini? Bahwa waktu itu sungguh berarti bagi
perusahaan.
Contoh :
persaingan teknologi, salah satunya adalah perangkat elektronik bernama cellphone. Nokia yang telah merajai
dunia komunikasi cellphone selama
lebih dari 10 tahun, terpaksa harus menyingkir dan mengalah, karena
keterlambatannya merespon pasar dan terlalu terlena dengan kestabilan usahanya.
Nokia terus digerus dengan bermacam cellphone
dengan sistem andriod, Blackberry maupun
iPhone. Dan ketika Nokia akan “mengejar”, ia telah terlambat. Pasar sudah
beralih style ke merk yang lain. Ini
semua akibat lengah terhadap waktu. Dan melupakan inovasi, demi keangkuhannya
yang tak ingin kerjasama dengan Windows maupun opensource android.
7. Mempunyai Informasi Itu Penting
Informasi
sangat mahal harganya, terlebih jika hal tersebut merupakan informasi rahasia
yang dimilik perusahaan pesaing. Hal ini juga tidak lepas dari pengamatan Sun
Tzu. Seperti dikatakannya:
mata-mata merupakan
elemen penting dalam perang, karena di pundak mereka bergantung kemampuan
pasukan untuk bergerak.
Dalam
bisnis, tanpa ada informasi, kita tidak mungkin bergerak. Bergerak tanpa
informasi akan menyebabkan kemungkinan kehancuran. Informasi perlu diperoleh
dan diketahui. Oleh karena itu, pencari informasi (spion) adalah sangat
penting.
Dalam
bukunya The Art of War, menurut Sun Tzu ada lima jenis spion. Pertama, spion
setempat, yaitu merupakan penduduk daerah musuh yang digunakan sebagai spion.
Bila kita mencoba menerapkan teori ini, maka kita perlu menggunakan masyarakat,
media massa untuk mencari informasi tentang keadaan pesaing.
Jenis
spion kedua adalah spion dalam, yaitu pejabat musuh yang bekerja untuk kita.
Dalam perusahaan kita bisa memperolehnya bila ada karyawan perusahaan pesaing
yang memberi informasi dan bekerja untuk kita.
Yang
ketiga adalah spion rangkap, yaitu spion musuh yang berbalik. Ini akan bisa
kita dapatkan jika ada karyawan perusahaan pesaing yang mengetahui banyak
kemudian ditawari kerja bagi kita sehingga memberi informasi. Ini banyak
diterapkan oleh perusahaan dengan cara membajak manager perusahaan pesaing dan
sudah dianggap “wajar” dalam dunia persaingan usaha.
Spion
jenis yang keempat adalah spion mati, yaitu spion kita yang digunakan untuk
memberi informasi yang menyesatkan musuh. Cara melakukan dalam bisnis adalah
dengan sengaja kita mengirim seseorang untuk memberi informasi palsu yang
menyesatkan sehingga pesaing bereaksi yang salah.
Jenis
kelima, yang terakhir, adalah spion hidup, yaitu spion kita yang pergi untuk
melakukan penyelidikan dan pulang membawa keterangan. Dengan demikian, kita
benar-benar menugaskan seseorang untuk masuk ke perusahaan pesaing atau masuk
ke kantornya, kemudian mencari informasi dan pulang melaporkan.
Tapi
kita juga harus hati-hati, agar tidak mempunyai mata-mata yang tak dapat
dipercaya, tak jujur dan tak loyal. Sebab, banyak sekali kasus seorang
mata-mata menjadi agen ganda tanpa kita ketahui. Misalnya dalam dunia mata-mata
yang sesungguhnya, seorang agen CIA bisa saja merangkap menjadi agen KGB.
Akibatnya justru fatal. Rahasia yang paling vital akhirnya bisa bocor ke tangan
musuh, termasuk nama-nama spion yang kita pakai.
Contoh: Ambisi gigih untuk menang suatu negara dan
perusahaan. Tahun 1980-an, pertempuran bisnis Jepang paling tajam dibidang
komputer sehingga banyak menyisihkan sumber daya agar dapat menghadapi produsen
terbesar dan termaju, IBM. Jepang tertangkap skandal mencuri beberapa rahasia
IBM. Lalu banyak yang terkejut mengetahui dua raksasa elektronik Hitachi dan
Mitsubishi melakukan spionase industri di Amerika Serikat. Semua hanya
merupakan sebuah puncak gunung es kegiatan yang telah berjalan lama. Intel
Coporation yang dijaga ketat pun, kebobolan.
8. Cost
On Benefit
Kalau
sesuai dengan keuntungan,bertindaklah.
Kalau
tidak sesuai dengan keuntungan, berhentilah.
Dalam mengambil suatu
keputusan terkait kelangsungan hidup perusahaan harus memperhatikan keuntungan
dan kerugian yang akan diakibatkan. Jika keputusan tersebut nantinya akan
menghasilkan suatu keuntungan yang diharapkan, maka keputusan tersebut dapat
diambil. Dan jika ternyata keputusan tersebut, akan mengakibatkan biaya untuk
memperoleh keuntungan lebih besar dibanding keuntungan yang akan didapatkan,
maka itu adalah suatu investasi yang merugikan dan pemimpin akan mengurungkan
untuk berinvestasi di sana.
Contoh
:
Eastman Kodak sebetulnya telah mengembangkan kamera digital pada 1975. Namun,
mereka memutuskan tak menginvestasikan dana pada produk ini, karena khawatir
akan memotong penjualan dari bisnis film. Menjelang pertengahan 1990-an,
popularitas film semakin meredup, tergeser oleh kamera digital. Kodak
sebetulnya sudah berupaya masuk pasar digital, namun mereka kalah bersaing dari
Fuji dan Sony yang lebih cepat. Secara perlahan namun pasti, posisi Kodak dalam
jagat fotografi mulai memudar. Tak kuasa didera masalah, Kodak akhirnya
mendaftarkan kepailitan bisnisnya pada Desember 2011.
9.
Setiap
Elemen dalam Perusahaan Itu Penting dan Seperti Roda
Last but not least, inilah hal
penting, namun sering dilupakan oleh orang-orang, terlebih pimpinan. Bahwa
setiap elemen dalam perusahaan tersebut, baik bawahan yang paling bawah hingga
pucuk pimpinan, semua mengambil perannya masing-masing untuk mewujudkan tujuan perusahaan.
Jadi haruslah terbentuk saling menghargai dan menghormati antar pegawai dalam
perusahaan, agar terus bersinergi dan menciptakan banyak inovasi dan keunggulan
yang kompetitif.
Tak satupun dari lima elemen (air, api, kayu, logam,
tanah) yang lebih dominan. Tak satupun dari keempat musim yang abadi. Hari-hari
terkadang lebih panjang, dan terkadang lebih pendek. Dan bulan kadang bersinar,
kadang redup.
Begitulah
hidup. Merupakan sunnatullah. Bahwa
semua akan selalu berputar. Tak selamanya kita selalu di atas, dan tak
selamanya pula kita di bawah. Namun perlu diingat, ketika kita di tengah-tengah,
pastikan untuk terus berusaha naik ke puncak, bukan untuk meluncur ke bawah. =)
-KESIMPULAN-
Pada dasarnya, garis besar penerapan
strategi perang Sun Tzu dalam dunia bisnis dapat diuraikan dalam 4 tahapan,
yaitu :
1. Menilai Sesuatu
Langkah
pertama yang harus dilakukan dalam Art of War Sun tzu adalah menilai situasi.
Proses mengambil keputusan strategi dimulai dengan memeprkirakan layak tidaknya
ikut dalam pertempuran. Di sinilah letak dari pusat penilaian situasi, di mana
hal tersebut mencakup pemahaman mendalam dari prinsip perencanaan strategi.
2. Perumusan Tujuan dan Strategi
Langkah
selanjutnya adalah bagaimana perumusan tujuan dan strategi. Apa hal-hal yang
harus diprioritaskan, di sini pilihan dan pengembangan suatu strategi harus
sesuai dengan sasaran yang sudah dirumuskan dan sesuai dengan suatu situasi
tertentu. Begitu pula seharusnya gambaran dalam dunia bisnis, harus ada
perumusan tujuan dan strategi yang jelas
3. Pengkajian Strategi
Dalam tahap
ini ahli startegi harus mengevaluasi efektifitas dari strategi yang diterapkan
atau dipakai. Dalam tahap ini strategi dikaji apakah sudah layak atau tidak,
kalau tidak layak maka ahli stategi harus menyusun startegi alternative yang
kemungkinan efektifitasnya lebih besar. Ketika tahapan ini dikaitkan dengan
dunia usaha, maka kita akan menemukan adanya rivalitas. Setiap pengusaha pasti
memilki strategi khusus untuk mencapai tujuan.
4. Pelaksanaan Strategi
Tahap di
mana strategi dijalankan. Selama tahap ini, segi taktis dan operasional untuk
pelaksaan efektif harus dipertimbangkan. Pelaksanaan strategi membutuhkan
adanya ketenangan, strategi harus betul-betul berjalan sesuai dengan skenario
yang disusun. Bagaiamana memanfaatkan sarana yang ada, kecepatan dalam
pelaksanaan, memperkirakan reaksi musuh dan perubahan dalam lingkungan.
Gambaran seperti ini kurang lebih juga akan kita temukan dalam dunia bisnis.
5. Pengendalian Strategi
Untuk
menjamin tercapainya tujuan, harus ada pengendalian di mana di butuhkan tata
cara tertentu seperti adanya umpan balik, metode untuk pertukaran informasi
harus ada. Umpan balik ini bertindak sebagai masukan tahapan proses perencanaan
sebelumnya.
0 comments:
Posting Komentar