Yup, lagi2 tugas Manajemen
Strategik. Why oh why? Karena tugas ini lebih sering bedah kasus atau memberikan
pandangan. Lain halnya dengan tugas intermediate accounting, cost accounting
atau financial management, yang lebih kepada tugas soal dan
penjurnalan/penghitungan. Weww..
Kali ini kami dikenalkan dengan
seseorang bernama Mr. Porter. Bukan,,bukan Harry Potter yah.. *salah fokus. Mr.
James Porter ini disebut sebagai salah satu ahli manajemen strategi yang punya
sudut pandang unik, dan menjadi pedoman/rujukan banyak perusahaan dalam
menetapkan rencana strategik mereka.
Adapun masalah yang saia
kritisi dari Porter, adalah tentang artikelnya yang berjudul “What is Strategy?”
by Michael Porter, Harvard Business
Review, November-December 1996. Ini dia jika ingin membaca artikel softcopy
Mr. Porter dapat diunduh di http://www.ipocongress.ru/download/guide/article/what_is_strategy.pdf
yaa,,, *siapin juga kamus english-indonesia* hahaha.. saia gaptek sama bahasa
inggris memang..
Apa yang
dimaksud oleh Porter bahwa beroperasi secara efektif tidak tergolong sebagai suatu strategi?
Keefektifan operasi
sama pentingnya dengan strategi, tetapi memiliki pengertian yang berbeda. Strategi,
menurut
Porter, strategi haruslah merupakan pemilihan dan penggunaan suatu aktivitas
yang “berbeda” dengan perusahaan lainnya untuk menghasilkan produk yang
bernilai dan dapat diterima pasar. “A
company can outperforms rivals only if it can establish difference that it can
preserve”, begitu kata Porter .
Sedangkan pada beroperasi secara efektif yang terjadi
adalah suatu perusahaan melakukan aktivitas yang sama atau mirip (similar) dengan perusahaan sejenis, akan
tetapi lebih baik daripada saingannya tersebut. Sebagai contoh, perusahaan
melakukan ekspansi belanja modal untuk meningkatkan efisiensi, atau memberikan
reward pada pegawai untuk memotivasi mereka meningkatkan kinerja jauh lebih
baik.
“Operational
effectiveness : Necessary but not
sufficient.” Begitu kata Porter. Beroperasi secara efektif memang perlu,
tapi belum cukup. Karena operational effectiveness
tidak melakukan pemilihan pada aktivitas yang berbeda, Porter tidak
menggolongkannya sebagai suatu strategi. Hal
ini mengacu pada banyaknya praktek yang dilakukan perusahaan untuk menggunakan
input dengan lebih baik, seperti mengurangi cacat pada produk atau menciptakan
proses produksi yang lebih cepat.
Contohnya, perusahaan bergerak di bidang pembuatan teh
botol bisa efektif karena mempergunakan teknik dan mesin yang tepat misalnya
dengan memproses pucuk daun teh yang berkualitas dengan suhu tertentu sehingga
bisa meningkatkan rasa aroma teh dan waktu produksi lebih singkat, yang pada
akhirnya membuat biaya produksi menurun sehingga harga jual bisa lebih murah.
Konsumen pun akan mendapatkan teh aroma wangi dan enak dengan harga yang lebih
murah.
Apa yang
dimaksud oleh Porter sebagai strategi generik? Apa contohnya?
Strategi yang
menyebutkan bahwa perusahaan selalu menempatkan diri pada salah satu aspek
utama. Tiga
alternatif strategi yang dikelompokkan oleh Porter dalam bukunya “Competitive Strategy” ialah Cost Leadership, Differentiation, dan Focus.
Perusahaan dapat memilih untuk menekankan pada satu strategi dan mengorbankan
yang lainnya tetapi tidak dapat menekankan pada ketiga alternatif strategi
tersebut secara bersamaan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
a.
Strategi Keunggulan Biaya Menyeluruh (Cost Leadership)
Perusahaan berusaha untuk
mencapai kemampuan biaya produksi dan distribusi yang paling rendah, sehingga
dapat memberikan harga produk yang lebih rendah dari pesaing dan memenangkan
persaingan dalam pangsa pasar yang besar.
Cost leadership adalah upaya
memproduksi produk standar dengan biaya per unit yang sangat rendah. Hal ini
dapat kita lihat bahwa harga produk standar PT. Indofood tergolong sangat
terjangkau bagi semua golongan ekonomi di masyarakat yang menjadi pasar untuk
menawarkan produk PT. Indofood. Untuk dapat menjalankan strategi biaya rendah (cost leadership) harus mampu memenuhi
persyaratan di dua bidang, yaitu : sumber daya dan organisasi.
Sumber daya yang dimaksud
adalah seperti memiliki modal usaha, penguasaan rekayasa
(engineering/teknologi), dan sumber daya manusia sehingga dapat menekan cost
dalam pembuatan produk per unit, sedangkan yang dimaksud dengan strategi
generik dalam bidang cost leadership
bila mempunyai kemampuan berorganisasi. Apabila semakin efektif dan efesien
perusahaan dalam menghasilkan produk maka biaya per unit produk dapat di tekan
serendah mungkin. Hal ini dapat dilihat pada PT. Indofood mengakuisisi PT.
Londsum strategi ini dilakukan agar dapat melakukan pengawasan terhadap
distributor, pemasok dan para pesaingnya.
b.
Strategi Diferensiasi (Differentiation)
Adalah strategi yang bertujuan memproduksi barang dan
jasa yang dianggap unik oleh industri dan ditujukan kepada pelanggan yang relatif
tidak sensitif terhadap harga. Perusahaan lebih
memusatkan pada usahanya dalam menciptakan ciri produk yang khas serta dalam
program pemasaran , sehingga dapat memenangkan persaingan dengan membuat citra
yang khas pada konsumen.
Contoh di Indonesia, yaitu Kawasan Industri Jababeka,
yang menawarkan konsep kawasan industri yang strategis dengan bermacam keunikan
dan kemudahan, diantaranya disediakan dry
port dan MovieLand, berbeda daripada kawasan industri lainnya. Atau contoh
lainnya adalah telepon selular Blackberry,
yang unik dengan fitur Blackberry
Messanger (BBM) yang tidak tersedia di merk lain, sehingga banyak konsumen
yang tertarik dan setia dengannya karena keunikannya.
c.
Startegi fokus (focus)
Perusahaan
memusatkan usahanya untuk melayani sebagian kecil segmen pasar dan tidak
melayani pasar secara luas. Usaha ini dilakukan dengan mengenali secara detail
pasar yang dituju dan menerapkan keunggulan biaya menyeluruh atau diferensiasi
pada segmen kecil tersebut. Ketika konsumen memiliki preferensi unik, dan
perusahaan pesaing tidak berusaha berspesialisasi dalam target yang sama.
Contoh di Indonesia ialah maskapai penerbangan
Merpati, yang fokus mengambil rute penerbangan perintis di Indonesia bagian
timur, memberikan akses penerbangan untuk masyarakat pelosok, sesuai dengan
tujuan perusahaan yang fokus pada pelayanan sebagai penerbangan “plat
merah”, berbeda dengan Garuda Indonesia
yang diarahkan sebagai BUMN yang ditujukan untuk penerbangan di rute padat.
Contoh lain, yaitu Bank BTN, yang memiliki banyak fitur perbankan, namun lebih
fokus kepada fasilitas KPR dengan segala kemudahan dan keunggulannya.
Apa yang
dimaksud oleh Porter bahwa suatu strategi yang baik akan bertumpu pada aktivitas
yang unik?
Pada dasarnya, suatu strategi diperlukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditentukan yaitu keunggulan kompetitif yang
berkelanjutan. Seperti dijelaskan di poin pertama, bahwa untuk bisa mendapatkan
keunggulan kompetitif ini perusahaan harus bisa menjadi berbeda dengan saingannya.
Oleh karenanya, diferensiasi dari perusahaan lain yang
sejenis ini dicapai dengan melakukan aktivitas
unik yang berbeda dengan aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan lain.
Sehingga strategi yang baik adalah yang mampu memberikan keunggulan kompetitif
melalui penggunaan aktivitas yang unik.
Sebagai contoh, misal produk telepon selular Blackberry, mereka spesialisasi pada
pembuatan smartphone yang mempunyai
aktivitas unik, memberikan fasilitas BBM pada setiap produknya, memudahkan para
pengguna untuk bisa terhubung dan terkoneksi tanpa dikenai pulsa. Dengan
mengetahui kelebihan ini, perusahaan tersebut memilih fokus untuk mengembangkan
produk telepon selularnya, dan tidak merambah ke aktivitas produksi barang
elektronik lainnya.
Jelaskan apa
yang dimaksud oleh Porter dengan tulisannya: Posisi strategik yang langgeng
membutuhkan trade-off dan sebagai konsekuensinya akan membatasi
produk yang akan ditawarkan.
Dengan memiliki aktivitas yang unik, suatu perusahaan akan
dapat memperoleh posisi strategisnya tetapi ini tidak akan berjalan lama.
Karena dalam dunia usaha, para pesaing pasti akan segera mencari tahu dan mempelajari
aktivitas unik perusahaan lain, kemudian melakukan imitasi atas aktivitas yang
dijalankan tersebut. Bahasa gaulnya, mereka melakukan ATM (Amati, Tiru,
Modifikasi –menjadi aktivitas unik lainnya).
Untuk dapat terlindung dari para pengikut dan peniru,
perusahaan perlu melakukan trade-offs
atau melakukan fokus pada aktivitas yang menghasilkan suatu produk yang
bernilai tertentu dan mempunyai aktivitas unik yang sulit ditiru serta tidak
memilih untuk melakukan aktivitas produksi lainnya.
Fokus ini menyebabkan standar produk dari perusahaan
tersebut menjadi berkualitas, sesuai kelas yang dipilihnya, terbatas dan
konsisten. Konsistensi ini melahirkan konsumen yang fanatik dan menyebabkan
sulitnya pesaing untuk menyamai produk dan mendapatkan konsumen untuk berpaling
dari perusahaan tersebut. Dalam trade-offs ini opportunity costnya sangat tinggi, harus ada yang dikorbankan untuk
mencapai suatu tujuan.
Jelaskan apa
yang dimaksud oleh Porter bahwa ketepatan pemilihan strategi (strategy fit) akan menghasilkan sustainable competitive advantage.
Berikan contoh fit pada perusahaan di Indonesia.
Strategy fit menitikberatkan pada ketepatan pemilihan aktivitas-aktivitas
yang dilakukan dengan membentuk suatu hubungan yang saling terkait antar aktivitasnya
baik itu saling mengurangi biaya (cost)
maupun meningkatkan nilai dari produk yang dihasilkan. Ini menyebabkan suatu
keterkaitan yang sangat kuat dan dorongan untuk menggunakan operasi yang
efektif yang memperkecil kemungkinan imitasi proses bisnis secara menyeluruh
dari pesaing.
Ketepatan pemilihan
strategi tersebut tidak hanya diperlukan untuk keunggulan kompetitif, tetapi
juga untuk menjaga kelanggengan keunggulan tersebut. Karena akan lebih sulit
untuk pesaing meniru berbagai kegiatan yang saling bertautan daripada sekedar
meniru sebuah pendekatan atau proses tertentu. Semakin banyak strategi yang
dipilih untuk suatu sistem di perusahaan, keunggulan akan semakin langgeng.
Sistem seperti itu pada umumnya sulit untuk ditiru. Dan bahkan jika saingan
dapat mengidentifikasi interkoneksi yang relevan, mereka akan mengalami
kesulitan mereplikasi mereka. Mencapai ketepatan strategi sangat sulit karena
memerlukan integrasi keputusan, dan tindakan di banyak sub-unit yang independen.
Contoh di Indonesia
ialah PT Garuda Indonesia Airways. Dengan rute penerbangan yang banyak dan di
jalur padat, maskapai Garuda juga memberikan pelayanan yang sangat baik untuk
meningkatkan nilai produk mereka dan selanjutnya akan mempengaruhi
keberlangsungan dai keunggulan kompetitif tersebut. Mulai dari website
pemesanan tiket, promo harga tiket yang murah, pemberian fasilitas makan dan
minum, dan fasilitas video di setiap bangku.
Apakah Anda setuju dengan pendapat Porter bahwa Jepang
tidak memiliki strategi? Apakah ada yang aneh dari pendapat Porter? Tidakkah pendapat itu cenderung terlalu
menyederhanakan analisis dan justru kontradiktif dengan sebagian besar isi
artikelnya sendiri? Berikan argumentasi.
Pada pernyataan Porter mengenai Jepang yang tidak
memiliki strategi, kami kurang sependapat dengan pernyatan ini.
Porter menjelaskan sebelumnya tentang "Competitive
Startegy" bahwa alternatif strategi terdiri dari tiga pengelompokan,
yaitu Cost Leadership, Differentiation,
dan Fokus. Sedangkan jika kita lihat industri di Jepang ketika itu dengan
mengedepankan low cost base, dapat melakukan penetrasi pasar dan unggul
terjadap pesaing pesaingnya. Oleh
Porter, strategi biaya rendah ini tidak dianggap sebagai suatu strategi namun
hanya sebatas Beroperasi Secara Efektif (OE). Hal itu bisa sangat kontradiktif
dengan penjelasan Porter dalam pengelompokan Competitive Strategy khususnya pada Cost Leadership.
Menurut Porter (1985: 13)
dalam artikelnya yang lain, seorang pemimpin tidak bisa mengabaikan biaya
diferensiasi. Upaya pengurangan biaya dari strategi Cost Leadership dapat
diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama: (1) mengurangi biaya produksi
satuan melalui kenaikan volume satuan, fasilitas skala efisien, dan kurva
pengalaman; (2) melaksanakan kontrol biaya yang ketat atas biaya direkayasa,
dan (3) meminimalkan biaya diskresioner, pelayanan, tenaga penjualan,
periklanan, kontrol kualitas, dan sebagainya.
Keberhasilan
perusahaan-perusahaan di Jepang dalam menguasai pasar dengan low cost base-nya secara kumulatif telah
memenuhi kriteria untuk dapat disebut sebagai strategi Cost Leadership.
Porter mengabaikan arti penting Beroperasi Secara
Efektif (OE) yang dianggapnya bukan strategi. Perusahaan-perusahaan
Jepang yang mengandalkan perbaikan secara kontinyu (kaizen), menurutnya
bukanlah strategi.
Strategi selalu diartikan
sebagai keberanian memilih posisi yang berbeda dari yang lain.Nampaknya, Porter
mengabaikan kenyataan bahwa perbaikan terus-menerus juga merupakan strategi,
seperti yang dikerjakan 3M dan Toyota, dua perusahaan yang masuk kategori
paling inovatif di dunia.
Selain itu memang
Porter tidak memberikan data dan sumber yang jelas mengenai hemogenisasi di
Jepang untuk menguatkan pendapatnya dalam tulisannya. Ia juga tidak memberikan
data tentang hegemonisasi industri maupun penurunan profit (akibat hegemonisasi
tersebut.)
0 comments:
Posting Komentar