Ya,,ya.. Judul awal, anda-anda pastilah bertanya.. ada apa gerangan??? [formal banged].
Ya..ceritanya memang panjang. Saya hanya tinggal beberapa langkah saja untuk
menikmati pesonamu, tapi Allah berkehendak lain. Wohohoww..karena apakah?
Lets check it out!!
Setelah selesai menjelajahi kawasan Telaga Menjer, kami pun lansung cabut ke Dieng,
tujuan semula. Lagipula, cuaca sedang tak bersahabat. Hujan dan kabut terus.
Kasihanilah kami yang hanya naik motor. >_< kedinginan di jalan.
Ini pemandangan ketika di perjalanan.
Worth it lah dengan jalanan yang 'menantang'.
Ternyata, jalanan menuju Telaga Menjer, belum ada apa-apanya dengan jalanan menuju
Kawasan Dieng. Beuh,,sangat curam, sebelah kanan jurang, terus jalanannya menanjak
nan sempit, padahal dilalui dua arah. Benar-benar memacu adrenalin. Ehem,,apalagi
naik motor pake Supri [nama motor Supra aNa, heheww..] yang ketika jalanan sangat
menanjak, tersengal, sama orang jalan aja lebih cepet orang jalan mungkin. Di pikiran
aNa, haduh, gimana kalo ga bisa naik, dan akhirnya malah meluncur ke bawah, or
sumthin worse. But is just on my mind. Buktinya, kami selamat. =)
Ketika sudah sampai di gapura jalan bertuliskan ‘Dieng Plateau Area’ kami semakin
semangat memacu motor. Tapi, jalanan makin tak bersahabat. Somehow, akhirnya
sampalah kami di pertigaan, yang menunjukkan ketinggian 2093 mdpl. Waoa!! aNa
sendiri, tercengang dengan keterangan tersebut. So surprise for me, telah membawa
Supri sampai sejauh ini. Aiyy,,besok setelah sampai Jogja, akan ku treatment dan
ku service full dah. Biar makin joss.
Back to topic, karena perut lapar, makanlah kami. Setelah makan, kami ingin
mengunjungi Telaga Warna terlebih dahulu. Tapi, tapi, ohh..tapi... Tak tau bagaimana,
kempes ban belakang motor kami. Bocor. Hahaa.. waktu menunjukkan angka dua.
Adakah tukang tambal ban di ketinggian seperti ini??? >_< padahal pintu masuk
Telaga Warna, hanyalah tinggal beberapa meter dari mata kami. So sad. But its OK.
Mengobati Supri lebih penting dari apapun. Ini juga akumulasi dari jalanan yang gila
naik turunnya, dan kondisi ban yang anginnya tak penuh ketika di awal perjalanan.
Ini niy..ketika aNNas mendorong ban yang bocor
Jalanlah kami sambil menuntun motor di tengah kabut. Well, kurang lebih 500an
meter ada tukang tambal ban [info dari para penduduk]. Oya, ketika melewati
kawasan perkebunan warga, aihh..ternyata mereka sedang panen kentang. =)
melihat mereka giat bekerja, diselimuti kabut dan dinginnya hawa, salut.
Semoga Allah melancarkan rezeki kalian.
Tambal ban, selesai pukul 4 sore. Tak memungkinkan untuk mengunjungi kawasan
tersebut. Pulang sampai rumah pastilah sangat malam. Tak mungkin pula untuk
menginap disana. Apa kata dunia? Orang tua kami pasti tak merestui.
Belum lagi disana, HP kami tak ada sinyal sama sekali. Jadi, mau tak mau,
kami harus kembali ke rumah. Tapi, suatu saat nanti, kami ingin datang lagi.
Mengunjungimu. Naik motor. Mungkin dengan Supriku. Tunggu aku. Oke, Dieng?
Baca juga:
3 comments:
aku juga pernah sampe' dieng tapi cuma lewat @,,gak mampir...duinginnya gak nahan!!!!
tapi pingin kesana lagi,,,huhuhu
iyah..sama kita nasibnya..
Na juga lum bisa mengunjungi kawasan wisatanya,,
lha sibuk nyari tambal ban.. >_<
Na juga pngen kesana lagi..
besok ajah..
waktu honeymoon ahhh..
hehehewww...
thanks bwt inpoh n sedikit ulasan...menambah smangat kami bwt ksana bsk 9Okto'10
magangers Bajul Kesupen
Posting Komentar