Ini trip udah lama…hanya aja ingin sebagai kenangan..
ya jadilah kami mengupload sedikit cerita…dan banyak foto disini..
heheee… [dasar, narsis!!]
ya jadilah kami mengupload sedikit cerita…dan banyak foto disini..
heheee… [dasar, narsis!!]
Kala itu,,sekitar bulan Juni 2009 kami berencana untuk melakukan
pendakian ke Gunung Gede-Pangrango,, jadilah terealisasi pada
6-9 Juli 2010 dengan personel yaitu Hatta, Fadjrin aNNas , aNa ,
Andriyanto, dan Ahmad. Kami berlima adalah mahasiswa STAN
tingkat akhir semua kebetulan. Jadilah perjalanan kami,, menuju ke
kaki gunung Gede-Pangrango. Kami berencana mengambil rute
Cibodas-Gunung Putri.
pendakian ke Gunung Gede-Pangrango,, jadilah terealisasi pada
6-9 Juli 2010 dengan personel yaitu Hatta
tingkat akhir semua kebetulan. Jadilah perjalanan kami,, menuju ke
kaki gunung Gede-Pangrango. Kami berencana mengambil rute
Cibodas-Gunung Putri.
Sampai basecamp,, hari sudah cukup malam. Diputuskanlah untuk menginap
sekaligus untuk istirahat menghimpun tenaga untuk pendakian keesokan
harinya. Agar lebih ngirit, hehee… kami menginap di Green Ranger. Tanpa
sadar,,bermula dari situlah kami akan mendapatkan pengalaman tak tergantikan
serta keindahan ukhuwah. It was so sweet memory for me. =)
oya, jika mau tahu kenapa Gunung Gede-Pangrango, cukup favorit, baca di sini nih.
sekaligus untuk istirahat menghimpun tenaga untuk pendakian keesokan
harinya. Agar lebih ngirit, hehee… kami menginap di Green Ranger. Tanpa
sadar,,bermula dari situlah kami akan mendapatkan pengalaman tak tergantikan
serta keindahan ukhuwah. It was so sweet memory for me. =)
oya, jika mau tahu kenapa Gunung Gede-Pangrango, cukup favorit, baca di sini nih.
Pagi menjelang,,tapi mata ini masih ingin memejamkan mata. Rasa mengantuk
masih terlalu berat untuk dikalahkan. Akhirnya,,pukul tujuh pun kami bersiap
untuk melakukan perjalanan. Surat perijinan telah kami kantongi, dengan jumlah
peserta 6 orang [dan kami satu tim hanya 5 orang] dan tak disengaja,
bergabunglah seorang kawan baru,, namanya Abi Supiyandi. =)
masih terlalu berat untuk dikalahkan. Akhirnya,,pukul tujuh pun kami bersiap
untuk melakukan perjalanan. Surat perijinan telah kami kantongi, dengan jumlah
peserta 6 orang [dan kami satu tim hanya 5 orang] dan tak disengaja,
bergabunglah seorang kawan baru,, namanya Abi Supiyandi. =)
Tak berapa lama perjalanan, sampailah kami di air terjun favorit aNa,, Cibereum..
untuk kesekian kalinya aNa main ke air terjun ini..kesekian kalinya pula aNa
terpukau dan sangat menikmati keindahannya dan kesegaran airnya.
untuk kesekian kalinya aNa main ke air terjun ini..kesekian kalinya pula aNa
terpukau dan sangat menikmati keindahannya dan kesegaran airnya.
Cibereum memiliki tiga air terjun yang berdekatan. Salah satu air terjunnya,,
yang lebih menjorok ke dalam, memiliki keunikan menurut aNa. Indah banget,,
karena air terjun tersebut juga mampu merefleksikan warna pelangi di dinding
air terjun. Pelangi yang jatuh ke bumi. Seakan para dewi khayangan turun ke
bumi, bermandi ria di sana. Ahahaayyy... Subhanallah, indahnya... =)
yang lebih menjorok ke dalam, memiliki keunikan menurut aNa. Indah banget,,
karena air terjun tersebut juga mampu merefleksikan warna pelangi di dinding
air terjun. Pelangi yang jatuh ke bumi. Seakan para dewi khayangan turun ke
bumi, bermandi ria di sana. Ahahaayyy... Subhanallah, indahnya... =)
Setelah cukup bermain dengan air, dilanjutkanlah perjalanan. Bertambah pula
anggota baru, kawan baru: ki teguh dan ki andri. Dua sejoli yg hanya membawa
tas ransel, sarung, sajadah, dan telor asin. Hihii… katanya, mereka ingin mendaki
sehari saja, tanpa menginap. [endingnya, tep ngikut kelompok kami terus,, ;p]
anggota baru, kawan baru: ki teguh dan ki andri. Dua sejoli yg hanya membawa
tas ransel, sarung, sajadah, dan telor asin. Hihii… katanya, mereka ingin mendaki
sehari saja, tanpa menginap. [endingnya, tep ngikut kelompok kami terus,, ;p]
Naik,,naik,,ke puncak gunung… [maap yak,,udah lupa jam berapa aja… ;p
manajemen perjalanannya gimana ini,,hehehee…] sampailah ke Kandang
Badak!!! Tengok kanan,,tengok kiri...kok ga ada badaknya yah!!! Ehh,,yg
ada malah Nicholas Saputra..ahahayy.. Bonus neh!!! Bukan sulap, bukan
sihir,,ternyata Nicho emang lagi Napak Tilas film ’GIE’ katanya.. n_n
manajemen perjalanannya gimana ini,,hehehee…] sampailah ke Kandang
Badak!!! Tengok kanan,,tengok kiri...kok ga ada badaknya yah!!! Ehh,,yg
ada malah Nicholas Saputra..ahahayy.. Bonus neh!!! Bukan sulap, bukan
sihir,,ternyata Nicho emang lagi Napak Tilas film ’GIE’ katanya.. n_n
Alhasil,,,beruntunglah aNa. Satu2nya cewek dalam tim,,mupenk mau foto
bareng. Ahahaayy... Jadilah,,ketika Nicho minta spritus ke tim kita,,kita minta
poto bareng. Ini ni,gan,potonyaa… =) Sayang,,,aNa ga bisa foto berdua aja
sama Nicho,,karna ada cowok aNa [fadjin_aNNas] hihiii..takut dijitak ma
aNNas ;p [ampunn,,yank...hehee..]
bareng. Ahahaayy... Jadilah,,ketika Nicho minta spritus ke tim kita,,kita minta
poto bareng. Ini ni,gan,potonyaa… =) Sayang,,,aNa ga bisa foto berdua aja
sama Nicho,,karna ada cowok aNa [fadjin_aNNas] hihiii..takut dijitak ma
aNNas ;p [ampunn,,yank...hehee..]
Di pos Kandang Badak ini, kami stay cukup lama, karena menunggu teman
serombongan Abi, yang menyusul di belakang, menyusup karena ilegal.
Menunggu sekian lama, tak jua datang. Kami pun memutuskan untuk
membuat tenda sekalian makan pula. Hmhmhm...karena tak jua kelihatan,
kami pun memutuskan melihat sunset di Puncak Gede kala itu, kecuali
Ki Andri dan Ki Teguh yang menunggu di tenda.
serombongan Abi, yang menyusul di belakang, menyusup karena ilegal.
Menunggu sekian lama, tak jua datang. Kami pun memutuskan untuk
membuat tenda sekalian makan pula. Hmhmhm...karena tak jua kelihatan,
kami pun memutuskan melihat sunset di Puncak Gede kala itu, kecuali
Ki Andri dan Ki Teguh yang menunggu di tenda.
Menuju Puncak Gede, turunlah hujan. Alhasil, naiklah kami dengan memakai
ponco. Batu yang basah dan licin pun memberikan tantangan tambahan.
Melewati tanjakan setan, dan tak berapa lama, kamipun sampai. Berfoto
sebagai kenangan sunset, sambil ngobrol dan ngemil snack. Beuhh,,nikmat.
Plus dingin puncak ketika senja turut menemani kami mengobrol.
ponco. Batu yang basah dan licin pun memberikan tantangan tambahan.
Melewati tanjakan setan, dan tak berapa lama, kamipun sampai. Berfoto
sebagai kenangan sunset, sambil ngobrol dan ngemil snack. Beuhh,,nikmat.
Plus dingin puncak ketika senja turut menemani kami mengobrol.
Setelah puas menikmati sunset di Puncak Gede, turunlah kami ke tenda
kami, di Kandang Badak. Teman Abi yang ditunggu, tak kunjung datang.
Ya sudah, kami menunggu sambil membuat makan malam. Ana sendiri,
tidur duluan. Hehee.. kedinginan dan capek. Menghimpun tenaga besok,
untuk ke puncak Pangrango.
kami, di Kandang Badak. Teman Abi yang ditunggu, tak kunjung datang.
Ya sudah, kami menunggu sambil membuat makan malam. Ana sendiri,
tidur duluan. Hehee.. kedinginan dan capek. Menghimpun tenaga besok,
untuk ke puncak Pangrango.
*****
Morniiingg... pagi menyambut. Tanda peluit untuk segera berkemas,
menggapai Puncak Pangrango. Dengan trek yang tak semudah dan
selandai Gunung Gede, mulailah kami menapak. Jalanan setapak yang
kadang masih tertutup ranting, dedaunan dan bahkan pohon, membuat
kami sekali-sekali menyibakkan tanaman ataupun merunduk dan melompat,
melewati pohon yang melintang di tengah jalan. Ataupun tanah yang licin
bekas hujan tadi malam, dengan sudut yang cukup vertikal dan berupa
cekungan celah sempit, kami tanjaki pelan-pelan. Asik, dehh..
[ehm,,dan aNa beberapa kali muntah di sana,hehee..]
menggapai Puncak Pangrango. Dengan trek yang tak semudah dan
selandai Gunung Gede, mulailah kami menapak. Jalanan setapak yang
kadang masih tertutup ranting, dedaunan dan bahkan pohon, membuat
kami sekali-sekali menyibakkan tanaman ataupun merunduk dan melompat,
melewati pohon yang melintang di tengah jalan. Ataupun tanah yang licin
bekas hujan tadi malam, dengan sudut yang cukup vertikal dan berupa
cekungan celah sempit, kami tanjaki pelan-pelan. Asik, dehh..
[ehm,,dan aNa beberapa kali muntah di sana,hehee..]
Setelah sampai di puncak, yang berupa tanah datar sekitar 50 meter persegi mungkin ya..dan ditandai dengan ‘prasasti’ semen, kami istirahat sebentar. Membuka bekal, mulai memasak di sana. Yeaahh,,makan SGPC alias Sego Pecel di puncak,,wahwah,,nikmat tiada duanya. Ditemani hangatnya kopi.
Makan sudah licin tandas, kami melanjutkan perjalanan ke Mandalawangi, pulau edelweiss, sebagaimana Surya Kencananya Gunung Gede. Tapi tak seluas selapang Surya Kencana yang beuhh indahnyaaa... Sembari mengisi bekal air yang menipis, berfoto pulalah di tempat itu.
Waktu yang beranjak siang, diburu oleh kendaraan dari Gunung Putri yang terbatas,
dan berbagai jadwal untuk besok, kami pun mulai berkemas,, menuju Puncak Gede
[Lagi..Hehee..] dan turun di Gunung Putri. Lets Go!!
dan berbagai jadwal untuk besok, kami pun mulai berkemas,, menuju Puncak Gede
[Lagi..Hehee..] dan turun di Gunung Putri. Lets Go!!
*****
Turun sambil ngebut, sempat jatuh juga, bikin bokong aduduhh.. sakit! Dan kembali
sampai di Kandang Badak, dan mulai menaiki rute Gunung Gede. Di pos Kandang
Badak itulah, akhirnya bertemu dengan temannya Abi. Jadilah kami tambah kawan.
Sepuluh orang. Mantap. Ayolah, kita diburu waktu. Lagi lagi hujan, sehingga kami
memakai ponco menuju Gede. Tiba di puncak Gunung Gede sekitar pukul 16.00.
Semakin tipis untuk dapat mengejar angkutan dari Gunung Putri, yang sudah pulang
ke kandangnya, sekitar pukul 17.00. Setelah puas berfoto di Puncak Gede, kami
turun menuju Surya Kencana. Ehm,,tak lupa aNa meninggalkan ‘jejak’ yang aduhai
di Surya Kencana,,itung-itung sebagai pupuk tanaman Edelweissnya.. hehee..
[info gak penting!]
sampai di Kandang Badak, dan mulai menaiki rute Gunung Gede. Di pos Kandang
Badak itulah, akhirnya bertemu dengan temannya Abi. Jadilah kami tambah kawan.
Sepuluh orang. Mantap. Ayolah, kita diburu waktu. Lagi lagi hujan, sehingga kami
memakai ponco menuju Gede. Tiba di puncak Gunung Gede sekitar pukul 16.00.
Semakin tipis untuk dapat mengejar angkutan dari Gunung Putri, yang sudah pulang
ke kandangnya, sekitar pukul 17.00. Setelah puas berfoto di Puncak Gede, kami
turun menuju Surya Kencana. Ehm,,tak lupa aNa meninggalkan ‘jejak’ yang aduhai
di Surya Kencana,,itung-itung sebagai pupuk tanaman Edelweissnya.. hehee..
[info gak penting!]
Setelah mencapai lautan Edelweiss,,berfoto..meninggalkan jejak,,lalu segera turun
karena gelap sudah hampir datang. Mengingat senter baterai yang membawa
hanya beberapa orang, jadilah kami turun lewat trek Gunung Putri dalam pekatnya
malam. Sepuluh orang, ditemani 4 senter [1 senter koit, 3 senter hidup dengan
penerangan seadanya, benar-benar seadanya]. Jadilah kami jalan agak melambat,
awas kanan kiri, sambil memicingkan mata, akomodasi maksimum, berusaha
menjadikan gelap sebagai kawan. Turun, dan turun.. tak begitu merasa, apakah
ini benar rutenya, ataukah kita berputar lebih jauh. Tapi akhirnya sekitar jam
sembilan, kami sampai basecamp Gunung Putri. Lucu mengingat kejadiannya,
karena kami sempat main kucing2an dengan petugas basecamp, lantaran empat
dari kami sebagai pendaki ilegal.
karena gelap sudah hampir datang. Mengingat senter baterai yang membawa
hanya beberapa orang, jadilah kami turun lewat trek Gunung Putri dalam pekatnya
malam. Sepuluh orang, ditemani 4 senter [1 senter koit, 3 senter hidup dengan
penerangan seadanya, benar-benar seadanya]. Jadilah kami jalan agak melambat,
awas kanan kiri, sambil memicingkan mata, akomodasi maksimum, berusaha
menjadikan gelap sebagai kawan. Turun, dan turun.. tak begitu merasa, apakah
ini benar rutenya, ataukah kita berputar lebih jauh. Tapi akhirnya sekitar jam
sembilan, kami sampai basecamp Gunung Putri. Lucu mengingat kejadiannya,
karena kami sempat main kucing2an dengan petugas basecamp, lantaran empat
dari kami sebagai pendaki ilegal.
****
Sambil menikmati hangatnya teh di warung sekitar Basecamp Gunung Putri,
bercerita tentang pengalaman naik gunung tadi, saling bertukar alamat dan
nomor kontak, kami juga merencanakan kepulangan kita. Apakah pulang malam
ini, dengan jalan kaki sekitar 8 km mungkin, ataukah bermalam menanti pagi,
baru berangkat. Akhirnya beroleh keputusan, untuk pulang mala mini juga. Jadilah
kami, berjalan sekitar 2 km mungkin ya, sambil mencari charteran mobil. Beberapa
kali bertemu, tapi harga tak sependapat. Karena fisik tim, terutama aNa sudah
menurun, dan kantuk menyapa, kami rest tidur sebentar di warung yang sudah tutup.
Seadanya. Dengan sleeping bag. Sedangkan Hatta jalan mencari angkutan untuk
sampai ke jalan raya. Salut, buat Hatta.
bercerita tentang pengalaman naik gunung tadi, saling bertukar alamat dan
nomor kontak, kami juga merencanakan kepulangan kita. Apakah pulang malam
ini, dengan jalan kaki sekitar 8 km mungkin, ataukah bermalam menanti pagi,
baru berangkat. Akhirnya beroleh keputusan, untuk pulang mala mini juga. Jadilah
kami, berjalan sekitar 2 km mungkin ya, sambil mencari charteran mobil. Beberapa
kali bertemu, tapi harga tak sependapat. Karena fisik tim, terutama aNa sudah
menurun, dan kantuk menyapa, kami rest tidur sebentar di warung yang sudah tutup.
Seadanya. Dengan sleeping bag. Sedangkan Hatta jalan mencari angkutan untuk
sampai ke jalan raya. Salut, buat Hatta.
Sekitar jam dua pagi, Hatta kembali dengan menaiki angkot. Kamipun berkemas
dan segera naik angkot. Melanjutkan tidur. Disambung dengan bus menuju Lebak
Bulus, sekitar Subuh. Lebak Bulus, menuju kampus STAN. Sekitar pukul 06.00.
Berakhirlah petualangan kita kali ini. Istirahatlah kami.
BACA JUGA:
Rahasia Skenario-Mu,,Menjadi anugerah bagiku..
DAMN!?! Saya Divonis Terkena Herpes.. >.<
Kado Ibu Sri Mulyani,,Untuk Negeri Tercinta..
Gunung Gede Pangrango: Memikat hati Para Wisatawan dan Pendaki
dan segera naik angkot. Melanjutkan tidur. Disambung dengan bus menuju Lebak
Bulus, sekitar Subuh. Lebak Bulus, menuju kampus STAN. Sekitar pukul 06.00.
Berakhirlah petualangan kita kali ini. Istirahatlah kami.
BACA JUGA:
Rahasia Skenario-Mu,,Menjadi anugerah bagiku..
DAMN!?! Saya Divonis Terkena Herpes.. >.<
Kado Ibu Sri Mulyani,,Untuk Negeri Tercinta..
Gunung Gede Pangrango: Memikat hati Para Wisatawan dan Pendaki
0 comments:
Posting Komentar